Bagi anda yang bekerja di sektor distribusi barang, istilah seperti ritel, distributor, dan prinsipal tentu sudah tak asing lagi terdengar di telinga. Sebab, istilah-istilah ini sangat penting dalam proses distribusi yang sedang dijalankan.
Konsep ritel sendiri sudah hadir sejak berabad-abad silam. Ritel merupakan bagian dari komponen pemasaran dan di masa kini sangat berperan penting dalam kegiatan jual beli.
Lalu, bagaimana dengan distributor? Mungkin kata inilah yang paling sering didengar masyarakat, terutama para pedagang. Sebagai penyalur barang dari produsen ke konsumen, ternyata distributor juga terbagi menjadi beberapa jenis, lho!
Sedangkan, prinsipal umumnya memang jarang dipahami kebanyakan orang, kecuali mereka yang berkecimpung di dunia distribusi. Nah, agar tidak salah arti, mari simak ulasan bermanfaat mengenai ritel, distributor, dan prinsipal di bawah ini yuk!
Istilah ritel (retailer) merupakan istilah yang menggambarkan suatu toko atau perusahaan yang memasarkan produk, dimana produk yang dijual ditujukan langsung pada konsumen akhir. Dengan kata lain, produk atau barang yang dibeli dari retailer akan digunakan sebagai konsumsi atau keperluan pribadi, bukan untuk dijual kembali.
Seringkali ritel memiliki beberapa istilah lain, salah satunya yaitu bisnis eceran. Bisnis eceran berperan sebagai perantara pemasaran dan penghubung antara produsen utama atau grosir besar dengan konsumen akhir.
Setelah membeli produk dari distributor, retailer akan menjual kembali barang tersebut dengan harga tertentu untuk mendapat keuntungan dalam bisnisnya. Istilah ini juga biasa disebut dengan B2C (Business to Customer), yaitu proses jual beli produk yang terjadi langsung antara retailer dengan pelanggan.
Baca juga: Strategi bisnis distribusi di tengah pandemic Covid-19: Retail Direct Order
Dalam siklus distribusi pemasaran, ritel memiliki beberapa fungsi, antara lain:
Dengan adanya ritel, tentu membuat konsumen menjadi lebih mudah saat mencari barang dan jasa yang diinginkan. Bayangkan jika tidak ada ritel, konsumen akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, karena harus membelinya dari produsen utama.
Tak hanya menguntungkan konsumen dalam berbelanja kebutuhan, namun ritel juga memberikan hasil finansial atau profit pada penjual grosiran dan produsen.
Alasannya adalah karena kebanyakan pengecer akan membeli stok barang dengan jumlah cukup banyak dari produsen sehingga ketika dijualkan kembali, keuntungan yang diterima oleh pengecer akan menjadi modal selanjutnya dalam menjalankan bisnis.
Hal yang sama berlaku untuk sisi produsen, dimana dana yang didapatkan dari pengecer akan diputarkan kembali menjadi modal dalam memproduksi barang atau jasa.
Retailer bukan melulu soal menjualkan produk pada pelanggan. Selain membeli dalam jumlah yang banyak dari produsen, retailer juga dapat berperan untuk mempromosikan produk kepada konsumen dengan berbagai cara.
Dengan interaksi langsung pada konsumen, retailer dapat membantu meningkatkan popularitas suatu produk. Misalnya, dengan memperkenalkan produk tersebut kepada pelanggan secara langsung.
Contohnya: Indomaret, Hypermart, toko kelontong, warung bahan kebutuhan pokok masyarakat, dll.
Bukan hanya mempromosikan barang secara langsung, retailer biasanya mendapatkan stok barang dari beberapa produsen yang berbeda. Selain itu, ia akan menjual barang dagangan dengan harga yang variatif.
Hal ini mampu menciptakan persaingan pasar yang kompetitif dan berbanding lurus dengan peningkatan nilai kepuasan konsumen.
Terdapat 3 jenis ritel yang dibedakan berdasarkan kepemilikan, produk yang dijual, serta lokasi penjualan.
Menurut kepemilikan dari produk, ritel dibagi lagi menjadi 3 bagian. Yaitu, ritel mandiri, waralaba, serta kelompok usaha.
Sesuai namanya, ritel mandiri beroperasi secara independen, dimana ia tidak bergabung dengan usaha lainnya atau organisasi manapun untuk membangun bisnis. Contoh ritel mandiri seperti ruko, warung, dan toko kelontong.
Berbalik arti dengan ritel mandiri yang mengembangkan usahanya sendiri, kedua jenis ritel lainnya tidak independen.
Ritel waralaba atau franchise akan melibatkan perusahaan pusat yang disebut dengan franchisor. Selanjutnya, pengusaha turunan atau franchisee akan memasarkan produk yang didapatkan dari franchisor. Seperti Hajj Chicken, Ayam Geprek Nelongso, dll.
Sedangkan, ritel kelompok usaha merupakan jenis ritel dengan jaringan yang saling terkait dalam suatu manajemen. Contoh yang paling sering ditemui ialah swalayan atau department store seperti Metro.
Ada 3 jenis ritel jika dilihat dari sisi produk yang dijual. Yang pertama ialah product retail. Product retail adalah retail yang menjual barang. Misalnya, toko mainan atau toko elektronik yang memasarkan produk dengan jumlah lebih sedikit dibandingkan toko pusatnya.
Kedua, adalah service retail, yaitu jenis retail yang menawarkan jasa. Contohnya, jasa perawatan taman, perbaikan kendaraan, layanan supir hingga pengasuh anak.
Sedangkan, ketiga adalah non-store retail, merupakan retail yang memanfaatkan media tertentu untuk memasarkan produknya. Seperti vending machine serta toko online dalam e-commerce yang kini sedang populer diminati sebagian besar konsumen.
Setelah dibedakan berdasarkan kepemilikan dan produk penjualannya, ritel juga terbagi atas lokasi penjualan.
Contohnya seperti strip mall, shopping center, atau mini-mall, jenis ritel ini biasanya memiliki akses langsung ke jalan umum.
Namun, ada pula pusat bisnis atau pusat perbelanjaan yang merupakan gabungan pengusaha ritel dalam kawasan atau bangunan yang sama untuk memasarkan produknya, contohnya seperti shopping mall.
Baca juga: Menentukan Target Penjualan Secara Efektif? Ini Tipsnya
Bagi anda yang ingin terjun dalam bisnis ritel, sebaiknya ketahui dulu keuntungan apa saja yang bisa anda dapatkan dalam ritel tradisional maupun modern.
Dibalik keuntungan yang bisa anda dapatkan, tentu ada kekurangan yang harus anda terima atau perbaiki, seperti:
Dengan mengetahui keuntungan dan kekurangan bisnis ritel, tentu anda sudah tahu bagaimana mengoperasikan bisnis ritel agar lebih maju dan terhindar dari kerugian.
Salah satu contoh bisnis ritel adalah seperti siswa membeli alat tulis dan kebutuhan sekolah di toko ATK. Siswa disini sebagai konsumen akhir yang membeli keperluan pribadi, sedangkan ritel mendapatkan keuntungan dari pembelian tersebut.
Pengertian, fungsi, hingga jenis ritel akan menambah informasi tambahan bagi anda yang akan mengembangkan usaha ritel anda sendiri. Apalagi ritel kini menjadi sistem pemasaran yang cukup populer dengan pangsa pasar yang cukup besar.
Baca Juga: Retail Sebagai Bagian Penting Saluran Distribusi
Distributor merupakan perusahaan yang menjalankan bisnis dengan membeli produk dari prinsipal atau produsen, yang kemudian akan dijual kembali ke retail/ pedagang eceran.
Selain itu, distributor juga dapat berinteraksi langsung dengan konsumen akhir, namun ini bukan prioritas utama seorang distributor. Biaya penjualan akan cenderung lebih tinggi dengan penjualan ke outlet atau toko.
Menjadi perantara antara produsen dan pedagang besar, distributor tentu mendapatkan harga khusus karena membeli barang langsung pada produsen. Dibalik itu semua, terdapat kuota penjualan yang harus dicapai oleh distributor.
Terkadang, distributor menerapkan promo tertentu untuk pembelian kuantitas besar, sehingga inilah yang menjadi daya tarik bagi ritel untuk membeli produk dari distributor.
Setelah mengetahui mengenai apa itu distributor dan pengertiannya, kita juga perlu memahami fungsi dan tugas distributor. Fungsi utama dari distributor adalah sebagai perantara antara produsen dan konsumen. Namun, ada beberapa fungsi lain yang harus anda ketahui, berikut ini:
Distributor memiliki tugas untuk membeli produk dari produsen atau prinsipal.
Bukan hanya membeli produk, namun distributor biasanya akan membeli produk dalam jumlah besar, dan menyimpan produk tersebut di dalam gudang penyimpanan/warehouse hingga batas waktu tertentu, hingga saatnya tiba untuk disalurkan pada retailer atau konsumen akhir.
Selain menyetok barang, distributor juga menjual produk kepada retailer atau konsumen akhir, dengan kisaran harga tertentu agar mendapatkan keuntungan.
Distributor bertugas melakukan proses pemindahan atau pengangkutan produk dari produsen ke retailer atau konsumen. Beban biaya pengangkutan nantinya akan masuk dalam tambahan harga produk yang dijualkan.
Tugas distributor juga termasuk mengklasifikasikan (memilah) produk berdasar ukuran, jenis, serta kualitas yang dibeli dari produsen.
Fungsi distributor selanjutnya adalah memberikan informasi mengenai perkiraan harga dan pemasaran barang di waktu tertentu, yang nantinya dilakukan oleh pelaksana di lapangan.
Dengan menjual produk pada retailer atau konsumen akhir, distributor juga memperkenalkan produk untuk meningkatkan penjualan. Kegiatan ini mencakup penjelasan mengenai manfaat, mutu, harga, hingga cara penggunaan produk tersebut.
Distributor dapat terbagi menjadi 3 kelompok berdasarkan proses distribusinya sebagai berikut:
Perusahaan ini mendistribusikan produk dalam bentuk barang. Produsen akan mempercayakan produknya kepada distributor untuk disalurkan ke para retailer atau pedagang eceran, yang selanjutnya disalurkan pada konsumen akhir.
Produk yang disalurkan oleh distributor dalam bentuk jasa, yaitu dengan menyalurkan pada konsumen akhir tanpa melalui pengecer. Contohnya seperti alur distribusi jasa keuangan dari perusahaan multi finance ke nasabah mereka.
Distributor perorangan berada dalam lingkup berbeda, namun memiliki kesamaan dalam proses distribusi penyalur jasa.
Kalau istilah distributor perorangan sendiri kadang dikenal dengan bisnis MLM, dengan proses penyaluran dari produsen ke distributor pribadi, lalu disalurkan ke konsumen akhir. Contohnya: produk kosmetik Sophie Martin atau produk obat herbal Tianshi yang dijual secara bisnis MLM.
Sebelum menjadi distributor, baiknya anda menyimak beberapa kelebihan distributor berikut ini:
Baca juga : Mengenal Sistem Distribusi Yang Cepat dan Efisien
Selain kelebihan, simak kekurangan distributor yang menjadi tantangan anda dalam membangun usaha distributor:
Ada banyak distributor terbaik yang ada di Indonesia, seperti salah satunya ialah Indomarco. Perusahaan ini bahkan telah masuk dalam pasar mancanegara.
Kini, Indomarco memegang produk dari berbagai produsen seperti PT. Indofood, Bogasari, Pepsi, dan produk lainnya.
Contoh lain perusahaan distributor dalam jenis makanan ialah Indofresh, yang sudah berdiri sejak 50 tahun silam di Indonesia. Perusahaan ini juga menerapkan standar untuk menjaga kualitas produknya.
Indofresh bekerjasama dengan berbagai supermarket di Indonesia. Indofresh juga menjadi distributor eksklusif dari merek buah ternama seperti Kurma Golden Palm dan Apple Rock.
Perusahaan ini memiliki gudang penyimpanan yang berkualitas untuk menjaga produk dengan baik. Moda transportasi sudah dilengkapi fasilitas pendingin agar makanan dapat didistribusikan tanpa menurunkan kualitasnya.
Prinsipal atau produsen adalah pemilik brand dari produk yang didistribusikan oleh distributor.
Salah satu tugas utama prinsipal adalah menerapkan berbagai macam strategi marketing untuk meningkatkan penjualan dan mendukung distributor dalam mencapai omzet. Distributor yang ditunjuk oleh prinsipal tentunya dengan banyak pertimbangan, seperti dalam hal menunjang pendistribusian dalam area distribusi mereka serta profit distributor.
Biasanya, prinsipal hanya menunjuk satu distributor yang bisa fokus dalam pendistribusian produk dalam wilayah tertentu.
Distributor akan bertanggung jawab dalam ketersediaan barang yang dibutuhkan retailer dan konsumen akhir sesuai kesepakatan perjanjian.
Setelah mengetahui mengenai apa itu prinsipal (principal) dan pengertiannya, kita juga perlu memahami fungsi dan tugas dari prinsipal. Fungsi utama prinsipal secara umum ialah menjadi pihak yang menjadi sumber utama yang menyediakan produk barang yang dibutuhkan oleh konsumen akhir, baik melalui produksi maupun impor. Prinsipal memiliki fungsi dan peran sebagai berikut:
Baca juga : Apa Itu Sales Force Automation (SFA) Bagi Perusahaan Distributor?
Untuk menjadi seorang prinsipal atau produsen, perhatikan beberapa kelebihan yang bisa anda dapatkan sebagai berikut:
Setiap kelebihan pasti ada kekurangan. Untuk mengurangi resiko tersebut, simak kekurangan prinsipal berikut ini:
Indonesia memiliki berbagai perusahaan prinsipal yang terkenal, bahkan mendunia. Seperti Mayora, Unilever, Nestle, PT. Indofood, Pt. Semen Indonesia dan sebagainya.Indofood menjadi sebuah perusahaan pangan terkemuka di tanah air dengan operasionalnya yang mencakup seluruh tahapan proses produksi, seperti pengolahan bahan baku hingga akhirnya siap dikonsumsi konsumen.
Tak hanya sektor pangan, perusahaan lain yang kini telah dikenal banyak pihak ialah PT. Semen Indonesia. PT. Semen Indonesia Tbk dulunya dikenal dengan nama PT Semen Gresik Tbk. Beberapa produk semen ternama Indonesia seperti Semen Portland Tipe 3, Tipe 5 hingga Portland Pozzolan Cement diproduksi oleh perusahaan ini.
Itulah pembahasan mengenai istilah ritel, distributor, dan prinsipal yang perlu diketahui sebelum anda menekuni bisnis distribusi barang. Semoga dapat menambah wawasan anda dan jangan lupa follow Instagram @SimpliDOTS buat informasi bermanfaat lainnya!
Buat distributor atau retailer yang lagi mencari solusi untuk meningkatkan omzet atau sistem mengelola perusahaan yang terpercaya, cobain aja demo gratis SimpliDOTS disini.
Pada release kali ini, terdapat penambahan fitur dan tampilan pada menu berikut.1. Penambahan fitur Time Window & Service Time pada… Read More
Smart portal simplidots adalah sebuah teknologi yang kami ciptakan untuk membantu para prinsipal dalam memonitoring proses distribusi baik secara multi… Read More
Saat ini SimpliDOTS telah merilis versi terbaru pada SFA yaitu 2.16.0.Silakan download aplikasi SFA versi 2.16.0. via Play Store atau klik… Read More