Bisnis

Positioning Produk Sebagai Strategi Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis

Tak banyak orang yang tahu bahwa positioning produk merupakan bagian penting dari kesuksesan bisnis. Bagaimana nggak, jika harga produk ditentukan secara tepat, maka Anda bisa meningkatkan margin laba atau keuntungan, bukan? 

Sayangnya, strategi menentukan positioning produk masih menjadi kendala bagi sebagian pebisnis. Untuk melakukannya, dibutuhkan pendekatan yang cocok berdasarkan jenis produk, bisnis, dan pasarnya. 

Selain itu, kalian juga perlu memperhatikan faktor kunci, seperti target pelanggan, jumlah kompetitor, serta kualitas produknya. Wah, cukup rumit juga ya! Meski begitu, Semakin laku produk, maka pastinya keuntungan yang diperoleh juga bertambah. 

Jadi, Apa Sebenarnya Positioning Produk itu?

Umumnya, positioning produk dilakukan untuk memposisikan suatu produk agar melekat dalam benak konsumen. 

Nah, tentunya untuk menyasar konsumen yang tepat juga dibutuhkan berbagai penelitian dan riset berdasarkan berbagai faktor dari calon konsumen produknya. 

Untuk lebih mudah memahami contoh penerapan positioning produk, Anda dapat menyimak daftar contoh berikut:

1. Positioning Produk Berdasarkan Manfaat

source : unsplash.com

Sebagai contoh, ada dua produk yang sama-sama menawarkan manfaat mencerahkan kulit wajah. Namun, produk A mengklaim bahwa produknya dilengkapi khasiat Lemon Yuzu dari Jepang yang dapat mencerahkan dalam 3 hari saja.

Tentunya ini menjadikan manfaat dan keistimewaan tersendiri yang berpotensi menarik calon pembeli. Strategi seperti ini sangat efektif untuk memenangkan kompetisi pasar, meskipun sudah ada produk pendahulunya. 

2. Positioning Produk Berdasarkan Harga dan Kualitas

source : unsplash.com

Tak bisa dipungkiri, kualitas dan harga memegang peranan penting memenangkan kompetisi pasar bisnis. Dengan harga yang terjangkau dan sedikit lebih rendah dari pesaing, bukan mustahil menjadi pertimbangan calon pembeli. 

Terlebih lagi, dari segi kualitas juga tidak kalah dari pesaing bisnis Anda. Sebagai contoh, produk obat flu anak-anak dengan komposisi bahan yang sama. Produk A dijual Rp 10.000 per botol. Sedangkan, produk B dijual seharga Rp 20.000 per botol. 

Dengan komposisi sama dan kualitas sama, calon pembeli tentu akan berpikir, kenapa harus membeli yang mahal jika bisa berhemat uang?

Baca juga : Strategi Diskon Untuk Meningkatkan Penjualan Produk

3. Positioning Produk Berdasarkan Kesan Eksklusivitas

source : unsplash.com

Tahukah Anda, ada produk es krim yang dijual hingga 1 Milyar atau boneka Teddy Bear yang dijual 1 Triliun? Bahkan, beberapa bulan terakhir, muncul sebuah produk biskuit rasa coklat yang dibanderol Rp 500.000 yang berisi hanya 3 biji. 

Terdengar tidak masuk akal, namun karena “eksklusif” dan mungkin tidak ada duanya di seantero planet, membuat calon pembeli rela membayar berapapun harganya agar bisa memilikinya. 

Kesan eksklusivitas juga muncul ketika produk memiliki fitur atau benefit yang tidak dijumpai pada produk pesaing. Misalnya terbuat dari emas, berlian, atau bahan-bahan yang langka. 

4. Positioning Produk Berdasarkan Brand Ambassador

source : unsplash.com

Menempatkan positioning produk dengan citra tertentu di benak konsumen juga bisa dilakukan dengan memanfaatkan selebriti atau tokoh inspiratif sebagai brand ambassador. Tidak jarang, public figure, tokoh inspiratif, maupun selebriti mendorong para penggemarnya maupun masyarakat umum untuk meniru atau mempengaruhi calon pembeli.

Sebagai contoh, suatu produk make up yang mengusung bahan halal menggunakan selebriti cantik yang berhijab. Atau, suatu produk aplikasi bimbingan belajar online memilih artis yang pintar dan kuliah di luar negeri. 

Pemilihan brand ambassador sangat penting dalam menggiring opini calon pelanggan tentang manfaat produk yang ditawarkan. Sebab, brand ambassador bisa dikatakan merupakan perwakilan dari perusahaan dan brand yang diusung. Sehingga, mampu meyakinkan calon pembeli bahwa produk tersebut benar-benar memberikan manfaat seperti apa yang diklaim. 

Baca juga : Tips Sukses Meningkatkan Penjualan Produk Melalui Hubungan Pelanggan

Lalu, bagaimana menerapkan positioning product yang efektif? Agar lebih jelasnya, simak ulasan berikut yuk!

Menentukan Strategi Positioning Produk

Melalui strategi positioning produk yang tepat, seringkali konsumen akan tetap loyal memilih produk Anda ketimbang kompetitor. Di tengah jutaan iklan yang beredar di pasaran, positioning produk akan membuat brand Anda lebih menonjol dan unggul. Bagaimana caranya? Berikut langkah – langkahnya:

1. Membuat Manfaat Produk Lebih Jelas
source : unsplash.com

Saat Anda pergi ke supermarket, menuju ke bagian pasta gigi misalnya. Anda akan melihat ada banyak produk sikat gigi, bukan? Hal ini mungkin akan membuat pelanggan memilihnya secara acak jika semua memiliki manfaat yang sama, 

Tapi, kalau ada produk yang menawarkan manfaat lainnya, ada kalanya produk tersebut akan lebih dipilih. Misalnya, pasta gigi tersebut tidak hanya membersihkan gigi, tapi juga bisa memutihkan gigi dan melindungi gusi. 

Strategi positioning produk ini dinilai cukup ampuh. Anda bisa mengandalkan strategi ini untuk meningkatkan penjualan produk bisnis.

2. Mengupdate Atribut Produk
source : unsplash.com

Sebuah produk yang dijual dengan kemasan, gambarnya bisa apa saja dan bisa terbuat dari bahan apa saja. Ini semua kembali ke preferensi masing-masing bisnis dalam branding. 

Akan tetapi, dengan mengupdate atribut produk, kemungkinan untuk dipilih konsumen pun menjadi lebih besar. 

Misalnya saja pada Bulan Ramadhan, perusahaan bisa membuat kemasan produk dengan tema Ramadhan supaya lebih menarik dan relevan dengan situasi terkini.

3. Meningkatkan Citra Produk

Citra produk bisa meningkat berdasarkan pengiklan atau brand ambassador yang dipilih untuk mempromosikan produk tersebut. Strategi ini secara tidak langsung sangat berpengaruh pada daya beli pelanggan terhadap suatu produk yang dilihatnya. 

Pemilihan citra untuk pengiklan harus selektif, misalnya pada produk shampo rambut, Anda bisa memilih artis yang memiliki rambut indah, cantik, serta berkepribadian menawan. Dengan demikian, pelanggan akan berpersepsi dengan menggunakan shampo tersebut rambutnya akan sebagus artis yang mengiklankannya.

4. Pricing Produk

Penetapan harga atau pricing produk juga berkaitan dengan strategi memenangkan persaingan bisnis. Semakin bagus kualitas maka semakin tinggi pula harganya. Namun, bagaimana kalau kualitas tetap bagus namun harganya murah? Sudah pasti akan lebih menarik minat pelanggan, benar?

Anda bisa mengandalkan strategi ini, meskipun bisa dibilang strategi yang paling dasar, tetapi paling manjur. Anda bisa menyempurnakan atau memperbaiki kualitas produk yang ditawarkan disertai juga dengan harga yang tetap atau lebih murah.

Tapi, jangan terlalu memaksa untuk memangkas harga sekecil mungkin dalam strategi ini. Anda harus tetap memperhatikan laba rugi yang akan didapatkan oleh bisnis Anda nantinya.

Baca juga : Cara Menetapkan Harga Produk, Ini Yang Harus Dipertimbangkan

Berikut adalah beberapa jenis pricing produk yang perlu Anda ketahui:

1. Penetration Pricing

Pada metode ini, bisnis membuat harga awal yang rendah. Namun, secara perlahan-lahan mulai menaikkan harga produknya. Harapannya, dengan begitu konsumen tidak akan terlalu kaget dengan perubahan harga yang signifikan. Sehingga, dari sisi reputasi produk, masih mendapatkan kredibilitas yang baik di mata pelanggan. Selain itu, bisnis juga mampu menyesuaikan harga dengan pasar. 

Strategi ini dapat diterapkan terutama ketika produk sudah mendapatkan banyak pelanggan dan sudah diakui kualitasnya oleh pelanggan. Besar kemungkinan, meskipun harga naik, pelanggan akan tetap loyal atau tidak mudah berpaling ke kompetitor karena sudah menyukai manfaat atau kualitasnya. Penetration Pricing memiliki keunggulan yaitu dapat melejitkan penjualan produk dalam waktu singkat.

2. Prestige Pricing
source : unsplash.com

Mungkin terlihat tidak relevan jika produk menawarkan harga yang tinggi ketika dirilis atau launching pertama kali di pasaran. Selain terlihat kalah dari segi harga dengan kompetitor, bisa jadi membuat konsumen enggan mencoba karena tak mau rugi membeli produk baru. 

Akan tetapi, berbeda halnya jika Anda menjual produk kepada kalangan menengah ke atas. Terlebih lagi, jika setelah tim pemasaran Anda melakukan penelitian diketahui bahwa target pasar merupakan orang-orang berduit dengan daya beli yang besar. 

Nah, disinilah metode Prestige Pricing bisa diterapkan. Yaitu metode penetapan harga dengan cara menaikkan harga ketika awal peluncuran produk. Selama masa launching ini, dapat dilihat sejauh mana kemampuan daya beli konsumen. 

Sebagai contoh, untuk produk apartemen atau rumah tipe 120 m2. Saat launching properti, penetapan harga bisa memakai Prestige Pricing. Namun, jika selama proses beberapa bulan penjualan belum meningkat, harga bisa diturunkan bertahap hingga menyesuaikan harga pasaran. 

3. Odd Even Pricing

Sesuai namanya, penetapan harga ini membuat nominal angka yang terkesan “ganjil” (odd) atau tidak biasa. Sebagai contoh yang paling umum dijumpai adalah ketika ada produk obral di mall. Anda bisa melihat di papan harga, tercantum Rp 99.999 atau Rp 179 ribu. 

Secara sekilas, daya visual manusia akan melihat harga Rp 179 ribu akan jauh lebih murah ketimbang ditulis harga biasa seperti: Rp 180.000. 

5. Memperhatikan Pesaing

Tak ada salahnya memperhatikan pesaing untuk melakukan strategi positioning produk. Dengan mengerti apa yang pesaing bisnis lakukan, Anda juga bisa segera mulai merencanakan apa yang akan Anda lakukan demi tetap memenangkan persaingan yang ada. 

Misalnya saja pesaing bisnis ada yang aktif beriklan di televisi atau media lainnya. Untuk strategi positioning produk, Anda juga bisa melakukan hal yang sama namun dengan nilai lebih. 

Yaitu dengan aktif beriklan namun dengan konsep iklan semenarik mungkin. Semakin menarik iklan, maka akan semakin mudah pula pelanggan mengingat produk yang ditawarkan.

Faktor-faktor Menentukan Positioning Produk

Ada banyak metode yang tersedia untuk menentukan positioning produk yang benar seperti yang telah diulas sebelumnya. Namun, perusahaan yang sukses akan menggunakan kombinasi dan faktor kunci untuk mempertimbangkan strategi yang akan dipilih. 

Kunci utamanya adalah pelanggan yang akan membayar produk bisnismu. Semakin Anda mengenal calon pelanggan potensial, maka semakin mudah memberikan apa yang pelanggan mau untuk meningkatkan penjualan produk.

Selain itu, Anda juga semakin mampu mendapatkan kepercayaan dari harga yang ditetapkan dari setiap produk yang ditawarkan kepada para pelanggan. Berikut beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan: 

1. Memahami Siapa Pelanggan Anda?

source : unsplash.com

Anda perlu melakukan riset pasar untuk mengenal pelanggan secara lebih dekat. Riset yang Anda lakukan bisa berupa survei pelanggan. Anda dapat mengirimkan email survei bersama dengan promosi produk yang Anda tawarkan.

Cara lain yang bisa Anda pilih adalah menggunakan pihak ketiga, yaitu perusahaan riset pasar yang dapat menjelajahi konsumen dari pangsa pasar produk dan mensegmentasikan calon pelanggan dengan sangat terperinci. 

Perusahaan riset pasar bisa melakukan riset dengan mudah untuk berbagai tujuan, baik berdasarkan demografi, berdasarkan apa yang mereka beli, apakah mereka sensitif terhadap harga, dll.

Namun, Anda harus mengeluarkan biaya jika menggunakan jasa dari perusahaan riset pasar ini. Nantinya, Anda akan mendapatkan data konsumen dalam beberapa kelompok yang berbeda. Kemudian bisa mencari tahu segmen mana yang harus Anda targetkan. Selanjutnya, Anda bisa menentukan strategi positioning produk yang tepat.

Baca juga : Mendistribusikan Produk Dengan Cara Konsinyasi, Begini Kiat Suksesnya

2. Biaya (Cost)

source : unsplash.com

Prinsip dasar menentukan positioning produk adalah Anda harus bisa menutupi cost dan menghitung keuntungan yang akan Anda peroleh. Anda harus tahu berapa banyak biaya produksi dan harus memahami berapa banyak produk yang harus dijual untuk menghasilkan keuntungan.

Perlu kalian ingat, bahwa biaya suatu produk lebih dari biaya pokok barang tersebut, belum lagi jika dihitung dengan biaya overhead. Biaya overhead mungkin termasuk biaya tetap seperti sewa dan biaya variabel seperti biaya pengiriman atau penyimpanan. 

Anda juga harus memperhatikan biaya bahan mentah (bahan baku), gaji tenaga kerja, biaya sewa, dan seluruh biaya produksinya. Sehingga, jika Anda menjualnya, Anda akan mencapai titik impas. Anda harus memasukkan biaya-biaya tersebut dalam perkiraan biaya riil produk bisnis.

3. Target Pendapatan

source : unsplash.com

Pastikan Anda memiliki target pendapatan untuk besaran keuntungan yang diinginkan dari bisnis. Dalam penentuan target pendapatan, ada banyak faktor yang perlu Anda perhatikan seperti faktor biaya produksi, pemasaran, dan besar penjualan produk.

Kalau Anda hanya memiliki satu produk, maka bisa dibilang bisnis Anda merupakan proses yang sederhana. Maka itu, Anda hanya perlu memperkirakan jumlah unit produk yang diharapkan untuk dijual selama tahun depan. 

Selanjutnya, Anda bisa membagi target pendapatan dengan jumlah produk yang diharapkan untuk dijual. Pada tahap ini, Anda akan menghasilkan nilai besaran harga dari setiap produk untuk mencapai tujuan pendapatan dan keuntungan. Tapi. Anda juga harus selau mempertimbangan daya beli pelanggan.

Jika Anda memiliki sejumlah produk yang berbeda, Anda harus mengalokasikan keseluruhan target pendapatan pada setiap produk. Kemudian lakukan perhitungan yang sama agar Anda bisa sampai pada nilai jual setiap produk dan mencapai target keuntungan.

4. Kompetitor

source : unsplash.com

Dengan mengidentifikasi kompetitor, artinya Anda bisa memetakan sejauh mana persaingan pasar berlangsung. Pelanggan selalu memilih dan membandingkan apakah produk yang ditawarkan kompetitor sebanding dengan produk Anda? 

Jika demikian, Anda dapat menggunakan positioning produk yang ditawarkan sebagai parameter awal.  Anda juga harus jeli melihat apakah ada nilai tambah dalam produkmu? Jika ada, Anda mungkin bisa menggunakan harga yang lebih tinggi dari kompetitor untuk menentukan pricing produk.

Akan lebih bermanfaat Anda bisa mempersiapkan perbandingan harga dari produkmu secara langsung dengan produk para kompetitor. Kuncinya di sini adalah untuk membandingkan harga jual yang sudah pasti. 

Informasi harga bisa berasal dari marketplace online, membeli produk kompetitor, melihat informasi yang sudah dipublikasikan, dll. Anda harus aktif menghimpun data tentang bagaimana perusahaan dan produkmu bersaing dengan kompetitor.

Baca juga : SimpliDOTS Mengendalikan Distribusi Produk

5. Pasar

source : unsplash.com

Dalam bisnis, pasar atau market menjadi komponen penting yang perlu dipertimbangkan. Jangan mengandalkan asumsi, tetapi gunakan data-data yang akurat untuk memprediksikan permintaan produkmu di masa depan. 

Faktor ini bisa berupa hal-hal yang sederhana. Misalnya, pola cuaca dalam beberapa bulan ke depan, keamanan suatu wilayah/ negara, isu-isu, konflik, atau bahkan bahaya pandemi virus, serta kebijakan pemerintah di negara itu, dan sebagainya. 

Segera ambil keputusan cepat untuk mengantisipasi kondisi pasar yang bisa saja berubah secara signifikan. Bila tidak, bisnismu bisa tertinggal dari kompetitor. Tak terkecuali, ketika Anda launching produk baru ke pasar. Contohnya, lihat apakah kompetitor merespon produk Anda dengan melakukan “perang harga”? Atau, kompetitor juga ikut merilis produk baru yang sejenis? 

Dengan tetap berhati-hati dan mahir menentukan strategi dan positioning produk, bisnis Anda akan mampu memenangkan persaingan bisnis. Berbekal beberapa tips dalam menentukan positioning produk di atas, semoga bisnis Anda semakin maju dan berkembang ke level berikutnya ya!

Itulah pembahasan mengenai positioning produk yang perlu diketahui sebagai strategi untuk memenangkan persaingan bisnis. Semoga dapat menambah wawasan anda dan jangan lupa follow Instagram @SimpliDOTS buat informasi bermanfaat lainnya!

Yuk, manfaatkan aplikasi SimpliDOTS untuk mendukung kemudahan distribusi barang di perusahaan Anda. Coba fitur dan layanan SimpliDOTS sekarang juga sebagai pilihan tepat mengelola bisnis distribusi yang efektif dan efisien untuk mencapai target penjualan bisnis! 

Buat distributor atau retailer yang lagi mencari solusi untuk meningkatkan omzet atau sistem mengelola perusahaan yang terpercaya, cobain aja demo gratis SimpliDOTS disini.

Share
Published by
Jowan Kho

Recent Posts

  • Strategi Bisnis
  • Strategi Distribusi

Case Study: Strategi Powerful Distribusi Es Krim AICE 5x Lebih Efisien dengan SimpliDOTS

Anda termasuk pecinta es krim? Ya, hampir semua orang memang menyukainya! Cita rasa manis, segar, dan lumer di mulut membuat… Read More

2 weeks ago
  • Sales Tracking

5 Masalah Aplikasi Sales Tracking yang Umum Ditemui dan Solusinya

Tim sales adalah ujung tombak distributor yang bertanggung jawab menawarkan produk atau jasa kepada pelanggan agar menghasilkan pendapatan ke perusahaan. … Read More

2 weeks ago
  • Aplikasi Distribusi
  • Distribusi
  • Teknologi

Aplikasi Sistem Distribusi untuk Manajemen Stocklist di Gudang, Apa Pentingnya?

Jika Anda menjalankan bisnis eCommerce atau distributor FMCG (Fast-Move Consumer Goods), manajemen stok barang di gudang dan aplikasi sistem distribusi… Read More

2 weeks ago