Distribusi

Proses Distribusi Sembako dan Keunggulan Aplikasi Simplidots Bagi Distributor Sembako

Sembako atau Sembilan Bahan Pokok merupakan istilah yang sangat akrab di telinga masyarakat Indonesia dan sangat dekat dengan kebutuhan sehari-hari. Sembako adalah hal yang dibutuhkan manusia secara luas dalam kegiatan pemenuhan kebutuhannya atas pangan. Secara khusus, istilah sembako ini memang hanya akrab di lingkungan masyarakat Indonesia dan tidak digunakan untuk negara lain karena istilah ini diciptakan oleh Pemerintah Indonesia sendiri. Tepatnya melalui Kementerian Industri dan perdagangan pada tahun 1998 lalu.

Pemerintah telah mematenkan sembilan bahan pokok berupa bahan pangan dalam sebuah keputusan, yaitu Peraturan Kementrian Industri dan Perdagangan No. 15/MPP/Kep/2/1998 pada tanggal 27 Februari 1998. Para pengusaha pangan, baik produsen maupun distributor dilarang menyimpan barang kebutuhan pangan dalam jumlah waktu tertentu ketika terjadi kelangkaan produk, gejolak barang, atau hambatan distribusi perdagangan. Hal ini diatur dalam Pasal 29 ayat (1) UU Perdagangan. Segala peraturan tersebut dibuat agar menghindari adanya penimbunan barang yang akan menyulitkan konsumen dalam memperoleh barang kebutuhan pokok.

Distributor Sembako Diatur Undang-undang

Mengenai perusahaan konsumsi atau perusahaan pangan dengan objek sembako, pemerintah mengatur dalam Pasal 1 huruf a Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 mengenai Wajib Daftar Perusahaan. Artinya setiap perusahaan yang bergerak di bidang konsumsi pangan harus tercatat secara resmi dan mengikuti peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sebelum melaksanakan operasional perusahaannya, perusahaan harus mendapatkan pengesahan dari pejabat yang berwenang tempat perusahaan tersebut terdaftar. 

Sembako merupakan bahan kebutuhan yang terdiri atas berbagai bahan-bahan makanan dan minuman maupun bahan lainnya yang secara umum sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Sesuai dengan keputusan Menteri Industri dan Perdagangan No. 15/MPP/Kep/2/1998 tanggal 27 Februari 1988, sembako terdiri atas Beras atau Sagu, Jagung, Sayur-sayuran dan buah-buahan, Daging, Susu, Gula pasir,  Garam yang mengandung Yodium, Minyak goreng dan margarin, serta Minyak tanah atau gas elpiji.

Dari sisi ekonomi, permintaan barang-barang sembako bersifat inelastis yang berarti mengalami perubahan harga namun tidak akan banyak mempengaruhi tingkat permintaan produk oleh konsumen. Jika harga produk sembako naik naik secara signifikan, maka sebagian konsumen akan beralih ke produk serupa sebagai produk pengganti (substitusi).

Baca juga : Sumber Pangan Sehari-Hari, Memahami Distribusi Perdagangan Beras Di Indonesia

Sistem Distribusi Sembako di Indonesia

source : www.freepik.com

Agar tujuan dan sasaran perusahaan di bidang pemasaran sembako dapat segera tercapai, maka setiap perusahaan atau produsen sembako harus melakukan kegiatan distribusi, baik dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Meskipun saat ini aktivitas distribusi cenderung dilakukan secara tidak langsung dengan melibatkan pihak ketiga. Namun, dengan sistem distribusi yang digunakan, maka penyaluran sembako bisa sampai ke tangan konsumen pada waktu yang tepat.

Sejak bangsa ini berdiri, sistem distribusi sembako telah melibatkan banyak partisipan atau perusahaan yang melakukan semua fungsi yang dibutuhkan untuk menyampaikan sembako ke pembeli akhir. Saluran distribusi yang digunakan terdiri dari serangkaian lembaga yang melakukan semua kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan sembako dan status kepemilikannya dari produsen ke konsumen. Dengan peraturan perusahaan yang bertindak sebagai distributor sembako, maka terjadi ikatan yang saling menguntungkan antara produsen, konsumen, dan distributor itu sendiri.

Jika dilihat dari objek yang didistribusikan, maka distribusi sembako termasuk dalam saluran distribusi barang konsumsi karena bertujuan untuk memperoleh penjualan penjualan barang konsumsi dan ditujukan untuk pasar konsumen. Pada umumnya, sembako dijual melalui banyak perantara supaya bisa menekan biaya pencapaian pasar yang luas dan menyebar yang tidak mungkin dicapai oleh produsen. 

  • Saluran Distribusi Langsung

Dalam menyalurkan sembako, terjadi saluran distribusi langsung dan distribusi tidak langsung. Distribusi langsung terjadi jika produsen sembako langsung menjual produknya kepada konsumen akhir. Kondisi ini biasanya terjadi pada petani-petani kecil yang menanam beras, sagu, jagung, atau pekebun kelapa yang membuat minyak goreng sendiri. Petani-petani tersebut langsung menjual hasil panennya kepada konsumen akhir tanpa peran serta perantara sama sekali. 

  • Distribusi Tidak Langsung

Beberapa produsen ada juga yang memutuskan untuk menjual kepada pengepul, sehingga dalam hal ini terjadi saluran distribusi tidak langsung. Seiring peraturan pemerintah untuk keadilan dan pemerataan sembako, saat ini saluran distribusi tidak langsung lebih sering dilakukan. Saluran distribusi tidak langsung lebih cocok untuk negara Indonesia yang berpulau-pulau dan setiap daerah memiliki potensi alam yang berbeda. Dengan adanya saluran distribusi tidak langsung, maka daerah yang kurang suplai sembako akan mendapatkan kebutuhan yang sama seperti daerah-daerah yang memiliki potensi sembako cukup tinggi. 

Proses penyaluran distribusi bisa panjang atau pendek sesuai dengan kebutuhan pendistribusiannya. Namun secara umum, saluran distribusi sembako akan melibatkan produsen, pengepul (perusahaan distributor), sub agen, toko ritel/kelontong, kemudian konsumen. 

Baca juga : Distribusi Menjadi Masalah Besar Di Negara Kepulauan

Prinsip Distribusi Sembako

source : www.freepik.com

Peranan para perusahaan distributor sembako di Indonesia sangat penting, khususnya jika dilihat dari peran dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduk di Indonesia. Maka dari itu, tidak heran jika pemerintah membuat kebijakan pangan, baik dari produk maupun perusahaan yang memproduksinya. Setiap kebijakan diperlukan untuk meningkatkan kemandirian pangan dan mengurangi ketergantungan pangan terhadap negara lain. 

Pendistribusian sembako saat ini bagaikan deret hitung yang akan sangat tampak karena pertumbuhan penduduk bangsa Indonesia yang terus naik. Jika tidak disertai dengan kenaikan produksi pangan, maka akan berpeluang menghadapi persoalan pemenuhan kebutuhan pangan penduduk di masa yang akan datang. Kebutuhan pangan akan terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Namun, tidak semua kebutuhan pangan dapat dipenuhi karena kapasitas produksi dan distribusi pangan semakin terbatas. Pada akhirnya terjadi ketidakstabilan pangan antara kebutuhan dan pemenuhannya secara nasional.

Dengan demikian, pemenuhan kebutuhan pangan seperti sembako menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka mempertahankan kedaulatan negara. Pastinya, pemerintah menginginkan agar tidak selalu tergantung pada impor pangan dari negara maju. Ketergantungan suatu negara akan impor pangan akan mengakibatkan pengambilan keputusan atas segala aspek kehidupan menjadi tidak bebas atau tidak lagi merdeka. Selanjutnya negara akan menjadi tidak berdaulat secara penuh.

Baca juga : Mengenal Sistem Distribusi Yang Cepat Dan Efisien

Prinsip sistem distribusi sembako diharapkan bisa membantu agar kebutuhan pangan terpenuhi dan mengurangi ketergantungan atas impor pangan dari negara maju. Perusahaan distributor diharapkan bisa mengendalikan kondisi supaya kebutuhan pangan bagi rumah tangga bisa tercukupi, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Untuk keberhasilan tersebut, maka ada beberapa prinsip sistem distribusi sembako yang terkait, baik langsung maupun tidak langsung. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:

  • Menjadikan rumah tangga sebagai unit perhatian terpenting untuk pemenuhan kebutuhan pangan nasional, komunitas, dan individu.
  • Ikut serta dalam kewajiban bernegara untuk menjamin hak-hak setiap warga negara atas pangan yang terhimpun dalam satuan masyarakat.
  • Menjamin hak masyarakat dari yang terkecil untuk mendapatkan pangan bagi keberlangsungan hidup masing-masing.
  • Menjamin ketersediaan pangan yang mencakup aspek ketercukupan jumlah sembako dan terjamin mutunya (food quality).
  • Memberi dukungan terhadap produksi pangan atau sembako.
  • Menaksir dan menentukan jumlah kebutuhan pangan.
  • Ikut dalam proses menghasilkan, menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas kembali, atau mengubah bentuk pangan.
  • menjamin mutu pangan yang nilainya ditentukan atas dasar kriteria keamanan pangan, kandungan gizi, dan standar perdagangan sembako.
  • Menjamin keamanan pangan (food safety) sebagai cara untuk mencegah sembako dari kemungkinan pencemaran biologis, kimia, dan benda lain yang bisa mengganggu, merugikan, dan membahayakan keadaan konsumen.
  • Melakukan pemerataan pangan sebagai dimensi penting keadilan pangan bagi masyarakat yang ukurannya sangat ditentukan oleh derajat kemampuan negara.
  • Menjamin hak pangan warga negara melalui sistem distribusi produksi dan distribusi sembako.
  • Menjamin hak pangan bagi setiap rumah tangga tanpa terkecuali.
  • Menjangkau pangan dan mempresentasikan kesamaan derajat dengan keleluasaan akses dan kontrol yang dimiliki.

Aplikasi SimpliDOTS dalam Membantu Distributor Sembako

Sistem distribusi Sembako dan bahan pangan di Indonesia memang cukup unik. Saat ini, perkiraan ada 60% sampai dengan 70% transaksi ritel masih terjadi di toko tradisional/kelontong. Kondisi ini tidak heran karena Indonesia merupakan negara kepulauan, sehingga produsen tidak mungkin bisa bertanggung jawab atas distribusi produk untuk ke pelosok. Kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, Palembang, Semarang, dan Surabaya mungkin sudah memiliki akses langsung ke pabrik. Sedangkan, beberapa kota besar hanya menjadi pusat distribusi sembako untuk pulau sendiri. Misalnya, Banjarmasin untuk pulau Kalimantan, Jayapura untuk pulau Papua, Makassar untuk pulau Sulawesi, dan Padang untuk sumatera.

Sementara itu, di kota-kota kecil, masih ada ketergantungan untuk menjual produk sembako di toko kelontong yang sebagian besar masih dikelola pribadi oleh perorangan atau sekelompok penduduk setempat. Di satu kota mungkin ada ratusan atau bahkan ribuan toko dengan pemilik yang berbeda. Artinya, agar produsen bisa menjual produk sembako di semua toko tersebut, maka membutuhkan sejumlah distributor karena sulit untuk dipantau sendiri. Di beberapa daerah justru ada yang menggunakan sub-distributor untuk menjadi perantara antara distributor dan toko (ritel).

Untuk memaksimalkan kinerja perusahaan distribusi dikelola, maka setiap pengusaha atau distributor membutuhkan sebuah sistem/aplikasi yang bisa melibatkan banyak pihak secara terintegrasi. Perusahaan distribusi sembako memerlukan strategi yang jelas dan kuat disertai dengan komunikasi yang padat. Komunikasi yang lemah dalam saluran distribusi sembako justru akan menyebabkan kesenjangan dan kelebihan stok persediaan. 

Tanpa sistem atau aplikasi yang baik akan terjadi banyak kendala dalam pendistribusian sembako. Misalnya jika stok langka, maka akan merangsang fluktuasi harga. Begitu pula jika inventaris berlebih, maka dapat memicu beberapa masalah, seperti biaya penyimpanan yang mahal, kerentanan terhadap kerusakan produk, dan produk bisa kadaluarsa. Untuk menghindari semua itu, dibutuhkan Aplikasi SimpliDOTS Sales Force Automation (SFA) yang akan menjamin usaha distributor sembako bisa berjalan lancar. Berikut ini, beberapa keuntungan yang akan didapatkan perusahaan distribusi sembako jika menggunakan aplikasi SimpliDOTS Sales Force Automation (SFA).

baca juga : Manfaat DMS Pada Manajemen Sistem Distribusi Di Era Teknologi 4.0

Keunggulan SimpliDOTS dalam Distribusi Sembako

1. Kemudahan dalam Mengelola Sales Order

Masih banyak distributor sembako yang mencatat pesanan di papan klip atau menggunakan formulir pemesanan dari kertas. Beberapa perusahaan distributor sembako lainnya sudah menggunakan formulir pemesanan dalam format PDF dan excel spreadsheet. Tetapi, metode-metode tersebut masih rentan terhadap manipulasi data dan arus informasi yang sangat lambat. Untuk mempercepat pemrosesan pesanan, perusahaan distribusi sembako perlu mempertimbangkan untuk mengatur dan mengotomatisasikannya dengan Workforce Management System yang ada pada aplikasi SimpliDOTS Sales Force Automation (SFA). 

Setiap dokumen yang terkait akan mudah disinkronkan dan dikompilasi dengan aman ke database sehingga setiap order dapat segera ditindaklanjuti. Dokumen yang masuk ke sistem akan terekam dan tersimpan. Tenaga penjual atau tim sales bisa setiap saat memperbaharui dan mengakses informasi tentang produk dari perangkat seluler dengan lebih mudah dan cepat.  

2. Kemudahan dalam Mengontrol Persediaan Stok Barang

source : www.freepik.com

Perusahaan distribusi sembako tidak akan mendatangkan keuntungan jika pengelolaan stok inventori tidak dilakukan dengan baik. Ada berbagai jenis manajemen inventori yang biasanya digunakan perusahaan distributor sembako seperti mengisi kembali begitu tingkat stok mencapai batas minimum. Ada juga yang menyimpan safety stock atau stok cadangan pada produk sembako tertentu untuk jaga-jaga kalau ada demand yang melonjak, namun tetap dengan jumlah maksimal yang diatur pemerintah. 

Ada juga beberapa perusahaan distributor sembako yang hanya mengirimkan barang pada tanggal pengiriman tertentu. Akan tetapi, cara tersebut tidak memungkinkan untuk memprediksi permintaan supaya tidak akan ada barang yang sia-sia di gudang. 

Aplikasi SimpliDOTS Sales Force Automation (SFA) akan melacak inventori yang masuk dan keluar secara teratur akan membantu manajemen untuk mengkoordinasikan level stok gudang dengan lebih baik. Sistem Manajemen Gudang akan lebih mudah dalam melacak produk dan dapat menghasilkan berbagai perkiraan pasar berdasarkan analisis musim sebelumnya. Dengan SimpliDOTS Sales Force Automation (SFA), perusahaan distribusi sembako bisa menentukan strategi manajemen persediaan yang dinilai paling tepat dan layak diaplikasikan. 

Baca juga : Mengenal Sistem Distribusi Sebagai Aspek Dari Pemasaran

3. Menyediakan Grafik Sederhana

Tidak jarang didapati perusahaan distribusi sembako masih mengkompilasi data dengan format yang dibuat sendiri pada tabel excel. Padahal, cara ini justru akan menyebabkan banyak kesalahan dalam menginterpretasi analisis. Dengan aplikasi SimpliDOTS Sales Force Automation (SFA), manajemen akan mudah mengkompilasi semua data menjadi grafik sederhana yang terstandarisasi sehingga mudah dipahami oleh setiap pihak yang membutuhkan. Perusahaan juga akan mudah merefleksikan kembali metrik untuk membuat strategi sistem yang lebih baik.

4. Kemudahan untuk Pelanggan Loyal

Sembako merupakan bahan pokok yang akan terus dicari meskipun harga cenderung naik. Artinya, pelanggan akan datang lagi untuk membeli produk serupa. Dengan aplikasi SimpliDOTS Sales Force Automation, pelanggan akan diberi kemudahan untuk untuk kembali belanja produk yang diinginkan. Pelanggan bisa melakukan pemesanan barang tanpa harus antri, melainkan hanya melalui aplikasi. Pelanggan juga bisa mendapatkan informasi promo secara real-time, melakukan pengecekan history delivery, dan melakukan pembayaran sehingga tidak ada kesalahan dalam setiap detail transaksi. 

Salah satu keberhasilan suatu bisnis adalah kemampuan dalam mempertahankan loyalitas pelanggannya. Begitu pula dengan bisnis distribusi sembako yang pasti loyalitas pelanggan harus diutamakan. Dengan kemudahan fitur dalam aplikasi SimpliDOTS Sales Force Automation (SFA), kepercayaan pelanggan akan meningkat dan image usaha menjadi lebih baik.

SimpliDOTS Sales Force Automation (SFA) merupakan aplikasi yang sangat penting untuk meningkatkan penjualan perusahaan Anda. Bagi Anda yang memiliki bisnis di bidang distribusi sembako, sangat penting bagi Anda untuk memfasilitasi tenaga penjual dengan aplikasi ini. Tersedia layanan free trial selama 14 hari aplikasi SimpliDOTS Sales Force Automation (SFA), daftar sekarang di sini.

Baca juga : SFA / Sales Force Automation Solusi Bisnis Distribusi

Share
Published by
Jowan Kho

Recent Posts

  • Strategi Bisnis
  • Strategi Distribusi

Case Study: Strategi Powerful Distribusi Es Krim AICE 5x Lebih Efisien dengan SimpliDOTS

Anda termasuk pecinta es krim? Ya, hampir semua orang memang menyukainya! Cita rasa manis, segar, dan lumer di mulut membuat… Read More

2 days ago
  • Sales Tracking

5 Masalah Aplikasi Sales Tracking yang Umum Ditemui dan Solusinya

Tim sales adalah ujung tombak distributor yang bertanggung jawab menawarkan produk atau jasa kepada pelanggan agar menghasilkan pendapatan ke perusahaan. … Read More

1 week ago
  • Aplikasi Distribusi
  • Distribusi
  • Teknologi

Aplikasi Sistem Distribusi untuk Manajemen Stocklist di Gudang, Apa Pentingnya?

Jika Anda menjalankan bisnis eCommerce atau distributor FMCG (Fast-Move Consumer Goods), manajemen stok barang di gudang dan aplikasi sistem distribusi… Read More

3 weeks ago