Distribusi menjadi masalah besar di Negara Kepulauan

masalah distribusi

Dalam kegiatan industri, sektor distribusi memegang peranan penting untuk menjamin produk yang dipasarkan agar produk tersebut tersedia secara merata di setiap wilayah. 

Dapat dibayangkan apabila suatu produk yang diproduksi tidak terdistribusikan secara merata, tentu akan membuat masyarakat mengalami kesulitan dalam mendapatkan produk tersebut dikarenakan barang langka, tapi permintaan pasar tinggi. 

Selain itu, masih banyak masalah lain, seperti keterbatasan barang yang diproduksi, keterlambatan pengiriman barang, atau tidak adanya barang sama sekali.

Bagi perusahaan besar, umumnya tindakan distribusi dilakukan sendiri dengan menyediakan divisi khusus pada perusahaannya. Namun, perusahaan yang sedang berkembang biasanya akan memanfaatkan agen dan distributor untuk pendistribusian produk-produk mereka. Cara ini dinilai lebih efektif dan efisien karena dinilai dapat mengurangi biaya distribusi yang tinggi jika mendirikan cabang distribusi sendiri.

Baca juga : Apa Itu Saluran Distribusi? Serta Bagaimana Tahapannya?

Keputusan tersebut juga didorong karena kondisi wilayah Indonesia yang berupa Negara Maritim terbesar di dunia, sehingga Indonesia sangat membutuhkan dukungan konektivitas antar pulau dan infrastruktur maritim yang memadai.. 

Selain sektor konektivitas dan infrastruktur, masih ada banyak masalah yang dihadapi para pelaku distribusi di Indonesia. 

Software Distributor

Berikut ini ulasan mengenai faktor yang menyebabkan hambatan masalah distribusi di negara kepulauan seperti Indonesia.

1. Faktor Geografi Wilayah

Faktor geografi wilayah Indonesia

merupakan faktor pertama yang menyebabkan banyak masalah distribusi. Negara Indonesia memiliki wilayah yang terdiri atas 13.487 pulau dan garis pantai sepanjang 81.000 km. 

Wilayah yang luas dan didominasi oleh lautan menyebabkan tingkat kesulitan yang tinggi dalam hal pendistribusian barang karena memakan lebih banyak biaya transportasi dan Sumber Daya Manusia (SDM). 

Jika pendistribusian sulit, maka sudah pasti akan menjadikan harga produk yang ada di pasaran sangat tinggi. Maka dari itu, untuk mengatasinya diperlukan bantuan pemerintah dalam meningkatkan akses transportasi baik darat, laut maupun udara.

2. Faktor Demografi Masyarakat

Jumlah penduduk dan ragam usia di Indonesia ternyata menjadi tantangan bagi Pemerintah Indonesia. Sebaran lokasi tempat tinggal yang terdapat pada lebih dari 6000 pulau berpenghuni menjadi sebuah pekerjaan besar bagi pemerintah dalam hal meningkatkan pendidikan SDM demi kemajuan perekonomian masyarakat. 

Beberapa pulau yang berpenghuni perlu perhatian khusus agar semua masyarakat dapat mendapatkan pendidikan yang berkualitas, atau paling tidak setara. Dengan begitu, setiap wilayah Indonesia akan memiliki SDM yang berkualitas dan kompetitif.

Selanjutnya, setiap SDM dapat membantu pembangunan di daerahnya, khususnya daerah perbatasan dan terluar. SDM yang berkompeten dapat mempercepat terwujudnya perekonomian yang kuat sesuai dengan kemajuan zaman yang terjadi di kota-kota besar Indonesia.

Demografi masyarakat juga berkaitan dengan kemajemukan. Latar belakang dan budaya yang sangat beragam menyebabkan selera dan pola hidup masyarakat sangat berbeda. Keadaan ini menuntut setiap perusahaan untuk melakukan riset dan mempelajari tiap-tiap wilayah sebelum mendistribusikan produknya ke wilayah tertentu.

3. Faktor Infrastruktur

Jalur kereta api merupakan salah satu infrastruktur untuk mendukung proses distribusi
source : unsplash.com

Tantangan infrastruktur Indonesia yang paling utama adalah transportasi, baik untuk darat, laut, maupun udara. Pemerintah juga telah melakukan banyak upaya dalam pembangunan sektor infrastruktur transportasi. 

Upaya tersebut sudah terlihat banyak kemajuan, seperti proyek pembuatan jalan tol Trans Jawa dan tol Trans Papua yang digagas oleh pemerintah Indonesia yang akan membuat proses pendistribusian barang menjadi lebih mudah dan murah

Namun, ketersediaan infrastruktur di setiap wilayah tidak seimbang, karena banyak daerah yang masih  tertinggal dalam masalah infrastruktur. Di beberapa daerah seperti di Pulau Sumatera dan Kalimantan misalnya, masih berupa jalan setapak yang belum beraspal, sehingga sulit dilalui kendaraan besar. Kendala ini sudah pasti berdampak pada pendistribusian barang yang banyak mengalami hambatan. Misalnya, terlambat tiba di tujuan, bahkan bisa jadi barang sudah rusak (kadaluarsa) dan tidak layak konsumsi. Padahal, potensi konsumtif masyarakat di tempat tersebut bisa jadi sangat besar.

Baca juga : Membangun Jaringan Distribusi, Secara Cepat & Efisien

4. Faktor Keamanan

Keadaan infrastruktur yang kurang layak berdampak terhadap keamanan sistem pendistribusian barang, khususnya ketika barang diangkut oleh truk besar yang melintasi pulau dan melalui tempat yang cenderung sepi. 

Di beberapa wilayah Indonesia saat ini, banyak yang tidak menggunakan penerangan di pinggir jalan raya, meskipun sudah masuk layanan listrik PLN. Sedangkan, sebagian kecil wilayah memang belum terfasilitasi dengan listrik PLN. 

Tidak jarang terjadi tindak kejahatan yang dilakukan oknum-oknum kriminal di beberapa tempat, hingga tak segan menghilangkan nyawa korbannya. Selain itu, masih ada beberapa pihak ilegal yang meminta sejumlah uang dari para sopir atau pengemudi kendaraan besar yang melintasi wilayahnya. 

Faktor-faktor keamanan ini juga menjadi penghambat pendistribusian, karena memberikan rasa khawatir kepada karyawan yang bekerja sebagai kurir barang.

5. Faktor Manajemen Transportasi

Pelabuhan Merupakan Salah Satu Manajemen Transportasi
source : unsplash.com

Masalah manajemen transportasi baik darat, laut, maupun udara juga menjadi faktor penyebab masalah distribusi. Contoh sederhananya adalah keterlambatan dalam hal pengangkutan barang karena kelalaian staf atau manajemen perusahaan. Keadaan ini tentu akan menghambat laju distribusi, karena akan membuat barang terlambat sampai di tujuan.

Selain itu, masalah juga bisa dialami oleh kapal laut, meskipun saat ini mayoritas pemberangkatan sudah terjadwal dan jarang terjadi delay. Namun, masalahnya adalah ketika kapal laut akan bersandar pada suatu pelabuhan. 

Tidak jarang beberapa kapal laut yang harus bersandar di suatu pelabuhan harus  menunggu lama karena kapal yang terlebih dulu bersandar belum selesai membongkar semua muatannya. Keadaan ini juga akan menghambat distribusi, karena barang tidak akan sampai tepat pada waktunya.

6. Faktor Sistem Pendistribusian Belum Terarah

Secara umum, ada dua jenis kegiatan untuk mengurangi risiko pendistribusian, yaitu single distribution dan multi-distribution

Kedua sistem ini memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihan multi distribution adalah penyebaran produk akan lebih cepat dilakukan sebab ada oleh banyak pihak yang mendistribusikan. Kelemahannya adalah semakin banyak pula kompetitor yang berkompetisi di satu jalur distribusi. 

Sementara, single distribution memiliki keuntungan memudahkan pengawasan dalam pendistribusian, tetapi memiliki kelemahan dalam pemerataan pendistribusian karena pihak yang berada di jalur distribusi terbatas jumlahnya. 

Di Indonesia, kedua sistem pendistribusian tersebut belum diatur secara tegas, sehingga dalam proses yang berjalan dapat memberikan kejutan-kejutan bagi setiap perusahaan pendistribusian barang yang dapat merugikan perusahaan. 

Berbeda dengan negara seperti Jepang yang juga merupakan sebuah negara kepulauan, Jepang menggunakan sistem distribusi yang dianggap cukup kompleks di dunia. Perusahaan-perusahaan di Jepang umumnya menggunakan jaringan distribusi dengan beberapa lapisan agen, penjual grosir, dan retailer. Pemerintah Jepang juga telah mengatur sistem distribusi dengan jelas bagi setiap perusahaan, baik yang menggunakan proses single distribution maupun multi distribution.

7. Faktor Pembatasan Saluran Distribusi

Kegiatan saluran distribusi secara tidak langsung sebenarnya sudah banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kebanyakan produsen tidak mampu menyalurkan barang langsung kepada konsumen akhir (pemakai), sehingga membutuhkan pihak-pihak lain yang harus berperan dalam saluran distribusi. 

Ada beberapa faktor yang membatasi penyaluran secara langsung dari produsen ke konsumen, seperti:

  • Geographical Gap, yaitu perbedaan jarak waktu yang disebabkan oleh perbedaan waktu produksi dengan kebutuhan konsumsi yang biasa terjadi dalam jumlah besar dan menimbulkan nilai guna waktu (place utility).
  • Time Gap, yaitu perbedaan jarak waktu yang disebabkan perbedaan waktu produksi dengan kebutuhan konsumsi dalam jumlah besar dan menimbulkan nilai guna waktu (time utility).
  • Quantity Gap, yaitu perbedaan dalam jumlah produksi yang lebih besar namun akan lebih efisien biaya per-unitnya dibandingkan produksi dengan skala yang lebih kecil.
  • Variety gap, yaitu pihak produsen memproduksi suatu variasi produk tertentu dalam jumlah besar tetapi kenyataannya kebutuhan konsumen lebih kecil jumlahnya.
  • Communication and Information Gap, yaitu perbedaan informasi dan komunikasi saat produsen tidak mengetahui produk yang dibutuhkan dan sasaran konsumsi potensialnya.

Baca juga : Mendistribusikan Produk Dengan Cara Konsinyasi, Begini Kiat Suksesnya

8. Faktor Paradigma Manajemen Distribusi

Manajemen distribusi menjadi faktor lain yang menghambat pendistribusian barang di Indonesia. Definisi manajemen distribusi adalah suatu strategi dalam mengembangkan saluran distribusi mulai dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organization), pengoperasian (operation), dan pengawasan (controlling). 

Elemen-elemen tersebut harus tepat dan seimbang agar dapat mencapai tujuan perusahaan. Dalam manajemen distribusi, ada dua paradigma yang mempengaruhinya, yaitu paradigma lama dan paradigma baru.

  • Paradigma lama

Paradigma lama (old paradigm) merupakan penentuan target penjualan untuk setiap jalur distribusi yang lebih berorientasi pada pihak produsen. 

Dalam paradigma ini, pihak produsen (principal) memiliki hak lebih dalam menjalankan dan menyusun permintaan dari mitra beserta timnya dalam hal pendistribusian.

  • Paradigma baru

Sedangkan, paradigma baru merupakan cara memenuhi permintaan dan penjualan produk berdasarkan dari kebutuhan pelanggan (user). 

Jadi, pihak produsen hanya berperan sebagai sarana untuk pemenuhan sejumlah produk atau jasa sesuai permintaan pelanggan. Secara singkatnya, dalam hal ini pihak produsen hanya mengatur proses logistiknya.

9. Faktor Dinamika Kondisi Pasar

Dinamika pasar yang ada di Indonesia juga turut menjadi faktor yang menyebabkan masalah tersendiri dalam bidang distribusi. Dinamika ini dilandaskan pada pola hubungan antara produsen dengan anggota saluran distribusi yang berkembang dari saluran pemasaran konvensional menuju sistem pemasaran baru. 

Sistem pemasaran baru ini meliputi sistem pemasaran vertikal (vertical marketing system), sistem pemasaran horizontal (horizontal marketing system), dan sistem pemasaran multi-saluran (multichannel marketing).

  • Saluran pemasaran konvensional
Pasar merupakan contoh dari manajemen distribusi paradigma lama
source : unsplash.com

Saluran pemasaran konvensional adalah pemasaran yang mempunyai sifat jual putus dan tidak ada hubungan kerjasama antara penjual dengan pembeli. Nasib produk tidak dapat ditelusuri oleh produsen setelah dijual kepada anggota saluran distribusi.

  • Saluran pemasaran vertikal

Sistem pemasaran vertikal adalah produsen, penjual grosir/wholesaler, dan pengecer yang bekerja sebagai satu kesatuan, bukan perusahaan terpisah yang berusaha mengejar sasarannya sendiri. Saluran ini merupakan suatu jaringan yang dikelola secara terpusat dan diarahkan untuk mencapai pengaruh pasar yang besar serta penghematan operasi/ economy of scale.

  • Sistem pemasaran horizontal
sonder quest 5ze1ouvzSM8 unsplash 1593349086 182.1.19.149
source : unsplash.com

Sistem pemasaran horizontal adalah dua atau lebih perusahaan terpisah yang melakukan program bersama untuk memanfaatkan kesempatan pemasaran yang muncul.. 

Biasanya, terdapat pembagian kerja untuk kegiatan-kegiatan produksi, promosi, dan distribusi. Modifikasi saluran distribusi umumnya berkaitan dengan upaya mengubah susunan saluran distribusi yang ada berdasarkan proses evaluasi dan kajian mendalam.

  • Sistem pemasaran multi saluran (multi channel marketing) 

Sesuai namanya, sistem ini merupakan metode pemasaran yang memakai lebih dari satu marketing channel. Contohnya: perusahaan maskapai penerbangan yang menjalin kemitraan dengan beberapa merchants seperti minimarket atau agen di dekat perumahan warga supaya mereka bisa secara mudah membeli tiket. Selain itu, perusahaan maskapai penerbangan juga menjual langsung secara online melalui website atau platform marketplace/ agen travel.

Baca juga : 9 Teknik Promosi Penjualan Untuk Strategi Bisnis Distribusi B2B Menggunakan Instagram

10. Faktor Biaya Distribusi

Biaya distribusi merupakan faktor penting yang bisa menjadi masalah pendistribusian barang. Contohnya seperti:

  • Biaya Persediaan
  • Biaya Pemrosesan Pesanan
  • Retur Penjualan
  • Biaya Layanan
  • Biaya Transportasi
  • Biaya Pengemasan,
  • Biaya Pergudangan, Dll

Negara kepulauan seperti Indonesia ini mengalami masalah biaya terbesar dalam masalah transportasi karena umumnya barang-barang yang harus didistribusikan ke pulau lain membutuhkan setidaknya dua atau lebih alat transportasi. 

Jika hanya dalam satu pulau, masih bisa menggunakan truk atau kontainer. Namun, untuk melintasi pulau-pulau dibutuhkan transportasi lain, seperti kapal laut atau pesawat terbang. 

Maka itu, biaya akan jauh lebih besar dikeluarkan. Menyikapi hal ini, maka strategi perusahaan dalam mendistribusikan barang mungkin bisa disesuaikan dengan cara pendistribusian jumlah yang banyak atau menerapkan paradigma lama dalam distribusi.

11. Faktor Teknologi

Dulu, proses pendistribusian barang sangat sulit dilacak, karena masing-masing pihak hanya memanfaatkan telepon. Bahkan, sebagian daerah justru belum terjangkau jaringan telepon sama sekali. Teknologi informasi bukan hanya menjadi kendala masa lalu namun masih terjadi hingga saat ini pada beberapa daerah yang minim teknologi informasi.

Jika ditinjau lebih lanjut ke berbagai pelosok daerah, masih banyak distributor yang melakukan proses manual dan belum menerapkan sistem aplikasi distributor seperti SimpliDOTS untuk membantu proses distribusi. Padahal kemajuan teknologi dijamin bisa memberi kemudahan bagi perusahaan dalam hal melakukan monitoring dan pengelolaan distribusi. Yuk cari tentang Simplidots disini !

Saat ini, komputer dan internet sudah hampir bisa diakses di mayoritas daerah di Indonesia. Maka dari itu, pemanfaatan teknologi berbasis digitalisasi tidak boleh diabaikan. Dulu, para kurir harus mengembalikan surat jalan yang telah ditandatangani sebagai bukti bahwa barang telah sampai dan diterima kepada pihak yang berkepentingan. Untuk prosesnya sudah pasti butuh waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu karena jarak antar pulau yang cukup jauh. 

Namun, sekarang beberapa perusahaan telah menggunakan aplikasi yang memungkinkan kurier untuk tidak perlu lagi mengirim secara manual surat jalannya, namun cukup melakukan konfirmasi melalui aplikasi yang tersedia pada smartphone miliknya.

Contoh lain manfaat teknologi dalam distribusi adalah pemanfaatan aplikasi yang bisa melacak keberadaan produk, total unit produk terjual, total unit produk yang tersedia, dan lain sebagainya. 

Dengan teknologi yang canggih seperti saat ini, salesman tidak perlu mencatat penjualan secara manual admin tidak perlu menginput ulang penjualan, dan manajer yang dengan mudah bisa melihat transaksi dan monitoring salesman setiap saat dalam 24 jam.

Aplikasi SimpliDOTS sebagai Salah Satu Solusi Distribusi di Indonesia

Teknologi yang bisa digunakan oleh bidang distributor salah satunya adalah aplikasi SimpliDOTS. Aplikasi ini dirancang khusus untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan distribusi barang dan mengatasi masalah-masalah tersebut. Silahkan untuk mencoba gratis demo kami selama 14 hari disini.

Sistem aplikasi distributor berbasis cloud seperti SimpliDOTS akan membantu perusahaan mengatasi masalah luasnya wilayah geografi Indonesia. Selain itu, secara bertahap namun cepat, faktor hambatan dan kendala pendistribusian barang juga akan sangat terbantu dengan hadirnya aplikasi SimpliDOTS di Indonesia.

Nah, demikian informasi mengenai faktor yang menyebabkan masalah dan hambatan distribusi . Bila Anda adalah seorang pengusaha produksi, maka saluran distribusi merupakan hal yang perlu diperhatikan dengan detail. Pastikan agar perusahaan Anda menggunakan saluran distribusi yang paling ideal. Semoga dapat menambah wawasan Anda dan jangan lupa follow Instagram @SimpliDOTS buat informasi bermanfaat lainnya!

Bagikan Artikel ini via

Artikel Terkait