Pemahaman Dasar: Fixed Cost dan Variable Cost dalam Bisnis

fixed cost

Pengertian Fixed Cost

Dalam setiap bisnis atau usaha, terdapat konsep biaya tetap atau yang sering disebut fixed cost dan biaya variabel atau variable cost. Fixed cost merujuk pada biaya-biaya yang memiliki nilai tetap dan tidak berubah meskipun terjadi fluktuasi dalam jumlah barang atau jasa yang diproduksi atau dijual. Sementara itu, variable cost adalah biaya yang berubah sesuai dengan kebutuhan pasar.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), fixed cost adalah biaya perusahaan yang tidak dipengaruhi oleh aktivitas perusahaan, baik dalam penjualan maupun produksi. Biaya tetap ini merupakan biaya umum yang telah ditetapkan dalam perjanjian kontrak dan lainnya. Biaya tetap bersifat konstan dalam jangka waktu yang lama tergantung pada perjanjian atau penjadwalan biaya.

Jenis-jenis Biaya Fixed Cost

Diskresi (Discretionary Fixed Cost)

Biaya tetap diskresioner atau discretionary fixed cost adalah pengeluaran yang dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan dalam periode tertentu. Meskipun demikian, biaya tetap jenis ini tidak berdampak langsung pada laba bisnis. Diskresi biasanya terjadi ketika perusahaan mengalami kekurangan kas dalam jangka waktu pendek. Manajemen akan melakukan pengurangan biaya dalam waktu singkat, seperti beberapa bulan hingga setahun, untuk memperbaiki arus kas. Contoh diskresi antara lain kampanye iklan, hubungan investor, pelatihan karyawan, dan penelitian produk tertentu.

Committed Fixed Cost

Committed fixed cost adalah biaya tetap yang harus dikeluarkan dan tidak dapat dihindari. Beberapa contoh biaya ini adalah biaya sewa bangunan, penyusutan aset, pajak properti, asuransi, dan peralatan penting untuk fasilitas produksi. Biaya ini berkaitan dengan struktur organisasi dan investasi fasilitas pada perusahaan. Meskipun perusahaan mengalami kesulitan keuangan, biaya ini tetap harus dikeluarkan.

Separable Fixed Cost

Separable fixed cost adalah biaya tetap yang dapat dipisahkan antara satu departemen dengan departemen lainnya atau satu cabang dengan cabang lainnya dalam sebuah perusahaan. Setiap departemen atau cabang memiliki biaya tetap yang saling terkait namun tetap memiliki nilai tetap masing-masing. Misalnya, dalam perusahaan dengan tiga divisi, setiap divisi memiliki besaran biaya tetap dalam rangkaian produksi yang saling terkait namun juga terpisah.

Cara Penentuan Fixed Cost

Penentuan biaya tetap dilakukan melalui perjanjian kontrak atau jadwal yang telah ditentukan. Biaya tetap tidak berubah dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian atau masa kontrak. Meskipun beberapa bisnis baru mungkin memiliki kemungkinan untuk menggunakan biaya tetap, tetap ada perjanjian terkait yang harus dipantau.

Contoh-contoh Biaya Fixed Cost

Contoh sederhana dari biaya tetap adalah gaji karyawan, pajak properti, pembayaran sewa, asuransi, depresiasi, bunga, dan utilitas lainnya. Semua contoh ini memiliki biaya yang tidak akan berubah dalam jangka waktu yang lama. Biaya tetap ini tidak terkait langsung dengan operasional layanan jasa atau produksi barang.

Daftar Contoh Fixed Cost dalam Dunia Usaha

Dalam dunia usaha, biaya tetap atau fixed cost merupakan komponen penting dalam perencanaan keuangan dan pengelolaan operasional perusahaan. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah dalam jangka waktu tertentu, terlepas dari fluktuasi volume produksi atau penjualan. Pemahaman yang baik tentang contoh-contoh fixed cost akan membantu manajemen bisnis dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Dalam artikel ini, akan dijelaskan beberapa contoh fixed cost yang umum ditemukan dalam perusahaan.

Gaji Karyawan

Gaji karyawan adalah salah satu contoh paling umum dari biaya tetap dalam perusahaan. Sallary merupakan kompensasi tetap yang dibayarkan kepada karyawan berdasarkan perjanjian kerja yang telah disepakati sebelumnya. Meskipun pendapatan perusahaan mengalami fluktuasi, gaji karyawan tetap sama. Namun, terdapat situasi tertentu di mana pemotongan gaji dapat terjadi, seperti dalam kondisi keuangan yang sulit atau perubahan kontrak kerja.

Biaya Sewa

Biaya sewa juga termasuk dalam kategori biaya tetap. Perusahaan yang menyewa ruang kantor, toko, atau gedung produksi harus membayar biaya sewa secara teratur sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Biaya sewa ini tetap sama dalam jangka waktu tertentu, terlepas dari fluktuasi penjualan atau pengeluaran perusahaan.

Premi Asuransi

Premi asuransi adalah biaya tetap yang harus dibayarkan perusahaan sebagai pembayaran polis asuransi. Asuransi digunakan untuk melindungi aset perusahaan dari berbagai risiko bisnis yang tidak terduga, seperti kebakaran atau bencana lainnya. Meskipun situasi keuangan perusahaan berubah, premi asuransi tetap harus dibayar sesuai dengan ketentuan polis yang berlaku.

Pajak Properti

Pajak properti atau pajak bumi dan bangunan (PBB) merupakan contoh lain dari biaya tetap dalam dunia usaha. Dan harus dibayarkan oleh perusahaan sebagai bentuk kontribusi terhadap pemerintah daerah. Meskipun jumlah pajak properti mungkin berubah dari tahun ke tahun, tetapi dalam jangka waktu tertentu, jumlahnya tetap dan harus dibayarkan secara teratur.

Biaya Promosi

Biaya promosi, seperti biaya iklan cetak, brosur, kampanye pemasaran, dan kegiatan promosi lainnya, juga dapat termasuk dalam kategori biaya tetap. Promosi merupakan faktor penting dalam meningkatkan penjualan dan meningkatkan kesadaran merek perusahaan. Namun, dalam beberapa situasi keuangan yang sulit, perusahaan dapat mengurangi atau menunda biaya promosi untuk sementara waktu.

Tagihan Utilitas

Tagihan utilitas, seperti air, listrik, internet, dan pulsa telepon, juga termasuk dalam biaya tetap. Biaya utilitas ini dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari perusahaan. Meskipun jumlah tagihan utilitas mungkin bervariasi setiap bulan, namun biaya ini tetap harus dibayar secara teratur.

Amortisasi

Amortisasi merujuk pada penurunan nilai biaya pada aset yang tidak berwujud. Misalnya, perusahaan harus membayar biaya amortisasi untuk aset tak berwujud seperti paten atau hak cipta dalam jangka waktu tertentu. Amortisasi juga dapat merujuk pada pembayaran kembali pinjaman yang merupakan bagian dari biaya tetap perusahaan.

Beban Legal

Proses pengurusan legalitas perusahaan, termasuk biaya dan administrasi terkait, juga dapat dikategorikan sebagai biaya tetap. Perusahaan harus memenuhi berbagai persyaratan legal untuk mendirikan dan menjalankan usaha mereka. Biaya yang terkait dengan proses legalitas ini termasuk dalam biaya tetap yang harus ditanggung oleh perusahaan.

Depresiasi (Biaya Penyusutan)

Depresiasi merujuk pada penurunan nilai aset yang berwujud dalam jangka waktu tertentu. Biaya depresiasi dapat termasuk dalam kategori biaya tetap atau variabel tergantung pada metode akuntansi yang digunakan. Perusahaan harus mengalokasikan biaya penyusutan ini sebagai bagian dari biaya tetap mereka.

Beban Bunga

Beban bunga adalah biaya tetap yang terkait dengan pembayaran bunga atas pinjaman yang diperoleh oleh perusahaan. Meskipun kondisi keuangan perusahaan berubah, perusahaan tetap harus membayar beban bunga sesuai dengan kesepakatan pinjaman. Biaya bunga ini memiliki nominal tetap yang harus dibayar secara teratur.

Perbedaan antara Fixed Cost dan Variable Cost

Umumnya, pada sebuah perusahaan akan terdapat dua jenis biaya operasional, yaitu fixed cost dan variable cost. Gabungan dari kedua biaya ini kemudian akan menghasilkan yang dinamakan sebagai biaya total.

Sementara pengertian dari fixed cost adalah biaya tetap, variable cost memiliki arti biaya yang berubah sesuai dengan hasil produksi. Artinya, biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan dengan berubah-ubah sesuai dengan perubahan hasil produksi perusahaan.

Disamping itu, biaya yang tergantung terhadap fluktuasi bisnis dalam melakukan produksi barang juga termasuk dalam biaya variabel. Karena ada sebagai pasangan, lantas, apa sajakah perbedaan dari fixed cost dan variable cost? Simak poin-poin dibawah ini:

1. Sifat yang Berbeda

Sudah diketahui bahwasanya fixed cost memiliki sifat pasti atau paten, tidak tergantung pada jumlah produksi perusahaan dan konstan dalam jangka yang lama. Sementara sifat dari variable cost adalah sangat bervariatif dan tidak pasti, sesuai dengan produksi perusahaan.

2. Hubungan dengan Produksi Perusahaan

Perbedaan selanjutnya antara kedua biaya ini adalah tentang ada serta tidaknya kaitan dengan proses produksi yang dihasilkan. Pada fixed cost tidak terdapat hubungan dengan kapasitas produksi yang dilakukan oleh perusahaan. Sementara, sesuai dengan namanya, variable cost memiliki hubungan yang erat dengan proses produksi pada perusahaan.

3. Jangka Biaya

Jika menilik dari jangka waktunya, terdapat perbedaan besar antara biaya tetap dan biaya variabel. Hal ini karena biaya tetap dikeluarkan pada waktu yang tetap sesuai dengan perjanjian, atau sesuai dengan jangka waktu yang diberikan dari awal tanpa terpengaruh produksi perusahaan sedikitpun. Sementara biaya variabel akan terus berubah selama produksi juga berubah. Jangka waktunya pun juga tidak menentu, sesuai dengan volume produksi yang ada pada perusahaan.

4. Waktu Pengeluaran

Terdapat perbedaan periode pengeluaran biaya tetap dan variabel. Pada biaya tetap, pengeluaran akan selalu dilakukan oleh pelaku usaha pada periode tertentu walau kegiatan produksi sedang tidak berlangsung. Sementara pada biaya variabel, pengeluaran hanya akan terjadi saat produksi berlangsung dan jika tidak ada kegiatan produksi maka biaya variabel juga tidak perlu dikeluarkan.

5. Penilaian Persediaan

Hal terakhir yang membedakan antara variable cost dan fixed cost adalah cara melakukan perhitungan persediaannya. Biaya tetap biasanya tidak diikutsertakan dalam melakukan penilaian persediaan. Sementara biaya variabel akan disertakan di dalamnya.

Perbedaan kedua biaya ini merupakan hal penting yang harus dipahami oleh para pebisnis atau pengusaha. Hal ini agar laporan keuangan bisa dibuat dengan mudah, dan laporan tersebut memiliki data yang valid sebagai pondasi perkembangan bisnis.

Cara Menghitung Fixed Cost

Begitu mengetahui tentang fixed cost, tentu cara menghitungnya merupakan hal penting yang harus dipahami juga. Menurut beberapa sumber, terdapat dua cara sederhana untuk menghitung biaya tetap. Mari kita bahas langkah-langkahnya satu per satu.

Menggunakan Rumus

Cara pertama untuk menghitung fixed cost adalah dengan menggunakan rumus berikut:

Biaya tetap (fixed cost) = Total biaya produksi – (biaya variabel setiap unit x jumlah unit yang diproduksi)

Dalam rumus ini, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan:

Perhatikan mana biaya tetap dan biaya variabel sejak awal agar lebih mudah memasukkannya dalam rumus.

Jangan lupa terlebih dahulu mengalikan biaya variabel per unit dengan jumlah unit yang diproduksi, kemudian kurangkan hasil perkalian tersebut dari total biaya produksi.

Rumus ini memungkinkan perusahaan untuk menghitung berapa banyak biaya tetap yang harus ditanggung dalam proses produksi.

Menghitung Berdasarkan Daftar Biaya

Cara kedua dalam menghitung fixed cost adalah dengan menjumlahkan semua biaya tetap yang terdapat dalam perusahaan. Berikut adalah langkah-langkahnya:

List Semua Biaya

Langkah pertama adalah membuat daftar semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan setiap bulannya. Anda dapat melihat riwayat transaksi, kuitansi, catatan anggaran, dan sumber informasi lainnya untuk mengumpulkan data ini. Jika ada biaya yang dibayarkan setiap tahun, bagi jumlah tersebut menjadi 12 untuk mendapatkan estimasi biaya bulanan. Membuat daftar pengeluaran dalam bentuk spreadsheet akan memudahkan pengelolaan data.

Pisahkan Biaya Tetap dan Variabel

Setelah mendapatkan semua catatan bisnis, pisahkan biaya tetap dan variabel. Identifikasi biaya-biaya yang tidak berubah oleh penjualan atau produksi sebagai biaya tetap. Sementara itu, biaya yang terpengaruh oleh fluktuasi produksi perusahaan adalah biaya variabel. Contoh-contoh yang telah disebutkan sebelumnya, seperti gaji karyawan, asuransi, biaya sewa, dan pajak properti, dapat digunakan sebagai acuan untuk membedakan keduanya.

Menjumlahkan Biaya Tetap

Setelah memisahkan daftar biaya tetap dan variabel, langkah terakhir adalah menjumlahkan biaya tetap. Jumlahkan semua biaya tetap yang tercantum dalam daftar untuk mendapatkan total fixed cost perusahaan per bulan.

Namun, perlu diingat bahwa ada bulan-bulan tertentu di mana jumlah fixed cost mungkin tidak sama. Hal ini bisa disebabkan oleh kebutuhan mendadak akan alat produksi atau faktor lain yang mempengaruhi biaya tetap. Dalam kasus ini, untuk mendapatkan angka rata-rata, catat semua pengeluaran rutin selama satu tahun dan bagi hasilnya dengan 12. Hasil akhir yang didapatkan adalah rata-rata fixed cost perusahaan setiap bulannya.

Dengan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa fixed cost adalah biaya tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan tanpa terpengaruh oleh produksi. Beberapa contoh biaya tetap meliputi gaji karyawan, asuransi, biaya sewa, dan pajak properti.


SimpliDOTS mengoptimalkan analisis siklus keuangan distributor dengan mengarahkan biaya tetap.

Sekarang, proses siklus keuangan dalam Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dapat dilakukan dengan bantuan komputer. Artinya, Anda tidak perlu lagi menghabiskan waktu dan tenaga untuk mengumpulkan transaksi dan membuat laporan keuangan. Namun, transaksi hanya dapat terjadi jika perusahaan distribusi Anda dapat melakukan penjualan.

Oleh karena itu, SimpliDOTS Sales Force Automation (SFA) hadir untuk memaksimalkan analisis siklus keuangan bisnis distribusi Anda. SimpliDOTS SFA akan memberikan bukti atas setiap transaksi yang terjadi, sehingga tidak ada dokumentasi yang terlewatkan. Aktivitas penjualan dari para tenaga penjual juga dapat tercatat, sehingga Anda dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang diinginkan. Dengan mengarahkan biaya tetap melalui SimpliDOTS, SFA menjadi alat penting dalam perjalanan bisnis distribusi yang Anda bangun. Coba Gratis 14 Hari .

Bagikan Artikel ini via

Artikel Terkait