Strategi Konsinyasi yang Sangat Penting untuk Mengembangkan Bisnis

Strategi Konsinyasi

Strategi Konsinyasi – Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan modern saat ini, tingkat persaingan di dunia bisnis semakin keras. Ada beberapa strategi penjualan yang harus dilakukan perusahaan saat ini, salah satunya adalah dengan melakukan penjualan secara konsinyasi. Strategi konsinyasi ini dinilai efektif karena saat ini kondisi perekonomian Indonesia belum membaik sepenuhnya. Strategi ini banyak diminati oleh perusahaan retail yang yang memiliki keterbatasan modal dan kecenderungan mendapatkan risiko yang besar dalam perusahaannya. 

Strategi penjualan dengan sistem konsinyasi dinilai mampu menjaga keseimbangan jumlah barang yang ada di pasaran, yang tentunya pembeli mudah mencari produk diinginkan. Dalam praktiknya, perusahaan akan mencari pihak yang menyediakan tempat atau perusahaan lain yang mau bekerja sama untuk menitipkan dan memasarkan barangnya. Dalam sistem konsinyasi, imbalan yang diperoleh adalah dengan sejumlah komisi. Perusahaan akan membayar sesuai jumlah produk yang terjual saja. Dengan strategi penjualan konsinyasi, maka perusahaan yang memiliki keterbatasan modal bisa memperluas jaringan pemasaran dan mengatasi permasalahan jumlah barang yang beredar di pasaran tanpa harus mencari modal tambahan. 

Saat ini, sistem penjualan dengan konsinyasi merupakan salah satu jenis penjualan yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam kegiatannya untuk memperluas daerah pemasaran. Secara sederhana, aktivitas penjualan konsinyasi dilakukan dengan pengiriman atau penitipan barang kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen penjualan. Namun, ketika perusahaan memutuskan untuk menerapkan strategi ini, sangat perlu untuk melakukan penerapan sistem informasi supaya perusahaan bisa mengambil keputusan dengan tepat. Misalnya, keputusan untuk menentukan pihak yang akan menjual produknya serta tempat-tempat yang dinilai strategis untuk mengenalkan merek dagangnya. 

Masih banyak perusahaan yang mengalami kesulitan dalam melakukan strategi konsinyasi. Kesulitan ini disebabkan karena informasi yang diperoleh tidak relevan sehingga pengambilan keputusan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Strategi konsinyasi merupakan strategi penjualan yang membutuhkan keputusan yang cepat dan tepat. Maka dari itu, informasi yang akurat dan relevan sangat penting untuk mendukung keberhasilan perusahaan dalam menerapkan strategi ini.

Pengertian Penjualan Konsinyasi

happy asian girl resive order paper shopping bag with shopping online by smartphone new normal digital lifestyle include clipping path 7180 2599
source : www.freepik.com

Secara umum, pengertian konsinyasi dapat dimengerti sebagai penitipan barang dagangan kepada agen atau pihak lain untuk dijualkan dengan pembayaran kemudian. Penyebutan lain dari penjualan konsinyasi bisa disamakan dengan istilah jual titip. 

Secara umum, konsinyasi adalah rangkaian penjualan produk yang dimulai dari pengiriman atau penitipan barang dari pihak pemilik barang kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen penjualan, yang akan mendapatkan komisi dari produk yang  terjual sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat. 

Selain itu, pengertian lainnya dari konsinyasi adalah strategi penjualan yang melibatkan dua pihak, yaitu pihak yang memiliki barang (Pengamanat) dan pihak yang mengusahakan untuk penjualan barang disebut (consignee/(Komisioner). Strategi atau teknik penjualan yang dilakukan adalah dengan cara menitipkan barang kepada pihak lain yang bersedia menjualkan barang tersebut dengan harga dan syarat-syarat tertentu dalam perjanjian.

Sebagai contoh, suatu produk diberikan kepada pemilik toko supaya bisa dijual kepada konsumen akhir atau pembeli. Atau, bisa dikatakan konsinyasi adalah teknik penjualan yang dilakukan dengan cara menitipkan barang dari pihak pemilik barang kepada pihak lain dengan harga dan syarat-syarat tertentu yang telah diatur dan disepakati dalam perjanjian. Pada akhirnya, baik pemilik toko maupun supplier barang akan sama-sama mendapatkan keuntungan ketika barang tersebut terjual. 

Jika dilihat dari beberapa pengertian para ahli di atas, konsinyasi sendiri bisa merujuk pada objek yang berbeda. Beberapa ahli berpendapat kalau konsinyasi berupa perjanjian, namun ada juga yang condong kepada teknik atau cara menjual produk. 

Baca juga : Cara Meningkatkan Penjualan Dalam Menghadapi Persaingan Pasar Global

Sebagian lagi justru ada yang mengatakan kalau konsinyasi sendiri adalah berupa produk yang dijual. Namun, saat ini penjualan konsinyasi lebih mudah dimengerti upaya menitipkan produk kepada pihak lain untuk dijual kepada konsumen. 

Syarat Terjadinya Konsinyasi

Penjualan konsinyasi memiliki perbedaan dengan metode penjualan biasa pada umumnya. Pada penjualan biasa, hak milik dari barang mungkin saja telah berpindah tangan jika barang telah dikirim oleh penjual kepada pembeli. Sedangkan, pada sistem penjualan konsinyasi, hak milik barang tetap berada di tangan pengamanat. Hak milik baru berpindah tangan setelah barang tersebut terjual oleh komisioner kepada pihak lainnya atau konsumen.

Perbedaan yang lain dapat diketahui dari faktor biaya operasi yang berhubungan dengan produk yang dijual. Dalam transaksi yang dilakukan pada penjualan biasa, setiap biaya operasi yang berhubungan dengan produk yang dijual akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak penjual. Sedangkan dalam sistem penjualan konsinyasi, seluruh biaya yang berhubungan dengan produk yang dijual akan ditanggung sepenuhnya oleh pengamanat (pemilik produk). Dengan hak milik yang tidak berpindah, maka biaya operasional dan uang penjualan menjadi kewajiban dan hak dari pengamanat. Sedangkan pihak agen yang menjual (komisioner) hanya akan menerima komisi dari transaksi penjualan barang yang sudah laku. Kepemilikan atas hasil penjualan tersebut diaplikasikan dengan penetapan harga dan komisi yang sudah jelas ketetapannya untuk pihak komisioner. Sebagai penerima amanat, pihak komisioner tidak boleh menggunakan uang hasil penjualan produk tersebut, namun harus segera menyerahkan dan melaporkan kepada pihak pemilik barang (pengamanat).

Penjualan konsinyasi bukan sebuah teknik penjualan pada umumnya sehingga ada syarat-syarat agar konsinyasi bisa terjadi, yaitu:

  • Pengamanat (consignor), yaitu pihak yang memiliki produk dan menitipkannya.
  • Komisioner (consignee), yaitu pihak yang menerima titipan barang dan berkewajiban untuk menjual barang tersebut.
  • Produk, yaitu barang atau jasa yang dititipkan oleh pengamanat dan harus dijual oleh komisioner.
  • Perjanjian, yaitu kesepakatan yang mengatur hak maupun kewajiban antara pihak pengamanat dan pihak komisioner, termasuk juga di dalamnya segala hal yang berkaitan dengan jenis produk, harga jual produk, dan komisi untuk setiap penjualan. 

Keuntungan Sistem Penjualan Konsinyasi

female friends out shopping together 53876 25041
source : www.freepik.com

Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa sistem penjualan konsinyasi melibatkan dua pihak yang terikat oleh perjanjian untuk penjualan suatu produk. Artinya, setiap pihak mengharapkan manfaat dan keuntungan sesuai dengan kesepakatan yang telah terjadi. Baik pihak pengamanat maupun pihak komisioner harus mendapatkan keuntungan dari setiap penjualan. 

Baca juga : Manfaat SFA Bagi Perusahaan Dan Tim Penjualan

1. Keuntungan untuk Pihak Consignor

Dalam praktik penjualan secara konsinyasi, pihak consignor atau pengamanat akan mendapatkan keuntungan berupa:

  • Dapat memperluas daerah pemasaran suatu produk tanpa harus mengeluarkan anggaran tambahan yang cukup besar. 
  • Mudah dalam memperkenalkan produk baru 
  • Bisa membuka divisi penjualan berdasarkan wilayah tertentu
  • Mudah melakukan mengendalikan (mengontrol) harga jual dari
  • agen penerima barang konsinyasi atau consignee. 
  • Produk bisa dikembalikan jika pihak komisioner tidak mampu menjual barang sehingga akan dialihkan ke pihak komisioner lain
  • Risiko kerugian dapat ditekan.
  • memperoleh spesialis penjualan tanpa harus mengupah atau menggaji secara rutin.

2. Keuntungan untuk Pihak Consignee

Sedangkan keuntungan yang akan diperoleh pihak komisioner atau consignee dalam praktik penjualan konsinyasi antara lain:

  • Tidak terbebani dengan risiko menanggung rugi bila gagal dalam penjualan barang- barang milik pengamanat.
  • Tidak dibebani dengan biaya operasi penjualan karena ditanggung sepenuhnya oleh pihak pengamanat
  • Tidak terbebani adanya fluktuasi harga
  • Kebutuhan modal kerja dapat dikurangi
  • Bisa mendapatkan keuntungan yang lebih optimal dari komisi penjualan yang diperoleh.

Baca juga : 19 Teknik Closing Sales Untuk Melejitkan Penjualan Bisnis

Strategi Konsinyasi Efektif Mendapatkan Keuntungan dari Penjualan Konsinyasi

Strategi Konsinyasi

Strategi penjualan konsinyasi merupakan salah satu strategi yang dinilai cukup efektif saat ini karena banyak perusahaan yang sudah berhasil meningkatkan penjualan dan mendapatkan keuntungan maksimal. Namun, setiap perusahaan yang menjalankan strategi ini harus bisa memanfaatkan informasi dan setiap informasi yang diperoleh harus dikembangkan dengan sebuah keputusan yang cepat dan tepat. Perusahaan yang bertindak sebagai consignor atau pengamanat harus bisa memanfaatkan setiap celah dalam persaingan dagang. 

Agar sistem penjualan konsinyasi mendapatkan keuntungan yang optimal, berikut ini beberapa tips menerapkan strategi konsinyasi yang efektif bagi perusahaan.

1. Memilih Komisioner  yang Bertanggung Jawab

Perusahaan selaku pihak pengamanat harus sangat berhati-hati ketika memilih komisioner yang akan menjualkan produknya. Banyak informasi yang harus diperoleh untuk menentukan kelayakan pihak yang akan dijadikan pihak komisioner. Setelah menjalin kesepakatan, produk akan dialihkan kepada pihak komisioner tanpa berpindah kepemilikannya. Dengan demikian, segala hal bisa saja terjadi pada produk yang telah dititipkan. Perusahaan tentu berharap agar produk segera terjual sehingga bisa segera mendapat keuntungan. Tapi, jika pihak komisioner tidak bertanggung jawab seperti tidak aktif menjual produk, maka perusahaan dipastikan tidak mendapatkan keuntungan. Bahkan, jika produk tersebut rawan fluktuasi, sudah pasti perusahaan akan mendapatkan kerugian. 

Agar hal-hal tersebut tidak terjadi, maka penting bagi perusahaan untuk memilih komisioner yang bertanggung jawab. Pihak komisioner yang bertanggung jawab akan melindungi barang- barang dengan cara yang baik dan sesuai dengan sifat barangnya. Jika perusahaan telah memberikan instruksi khusus, maka pihak komisioner harus melaksanakannya dengan baik instruksi tersebut.

Ketika menjalin kerjasama dengan pihak komisioner, maka perusahaan akan membuat perjanjian yang akan ditandatangani oleh kedua belah pihak. Dalam perjanjian tersebut banyak kewajiban yang harus dilakukan oleh kedua belah pihak. Maka dari itu, perusahaan harus paham betul dengan isi perjanjiannya. Jika pihak komisioner tidak mampu melakukan kewajibannya, maka perusahaan harus segera mengambil keputusan yang lebih baik, misalnya membantu kesulitan pihak komisioner atau memutus kerjasama dengan pihak komisioner.

2. Perluas Jaringan Kerjasama dengan Komisioner

Agar penjualan konsinyasi berjalan dengan efektif, sangat penting bagi perusahaan untuk menambah jumlah komisioner yang siap menjual produk. Namun, untuk melakukan hal ini, perusahaan harus memastikan kalau produk bisa mencukupi untuk setiap permintaan dari pihak komisioner. Selain itu, perlu juga untuk memperhatikan jangkauan dan jarak antar komisioner agar produk bisa terjual secara merata.

Ketika memutuskan untuk memperluas jaringan kerjasama dengan komisioner, pastikan bahwa Anda sudah melakukan banyak riset seperti lokasi, selera target pasar pada lokasi yang baru, dan keberadaan kompetitor pada wilayah tersebut. 

Baca juga : Penjualan Lesu, Ada 5 Strategi Agar Tim Sales Tetap Semangat

3. Melibatkan Pihak Komisioner dalam Setiap Program

Dalam marketing atau penjualan, tidak jarang perusahaan melakukan program diskon, promosi, reward, dan lain sebagainya. Ketika perusahaan menerapkan sistem penjualan konsinyasi, maka pihak komisioner harus dilibatkan dalam program tersebut. Misalnya, jika perusahaan memberikan diskon kepada pembeli pada toko-toko milik perusahaan atau secara langsung membeli kepada perusahaan, maka pastikan agar setiap pihak komisioner juga memberlakukan diskon yang sama. Dengan demikian, maka konsumen akan mudah menjangkau produk, tidak harus langsung datang ke agen utama perusahaan, namun cukup melalui toko-toko milik komisioner.

Selain program untuk konsumen atau pelanggan, tidak ada salah perusahaan membuat sebuah program khusus untuk para komisioner. Misalnya, perusahaan memberikan reward khusus kepada pihak komisioner yang berhasil menjual produk dengan jumlah tertentu. Program tersebut tentunya akan membuat pihak komisioner lebih semangat dalam menjual produk milik perusahaan.

4. Perlihatkan Kekuatan Produk

Setiap perusahaan harus mengetahui dan sadar atas kelebihan dari produk yang dimiliki. Perusahaan harus mengukur kekuatan produknya dengan melakukan uji coba atau dengan mengolah informasi dari pelanggan. Maka dari itu, diperlukan komunikasi yang interaktif antara perusahaan selaku pengamanat dengan pihak komisioner, khususnya untuk mendapatkan feedback dari konsumen. Di dalam informasi yang diperoleh, perusahaan bisa tahu segala hal yang berhubungan dengan produk, mulai harga, penempatan, bentuk kemasan, dan lain sebagainya.

Kekuatan produk bukan sekedar dari kualitas saja, tetapi juga berkaitan dengan minat pasar terhadap produk tersebut. Jika perusahaan bisa memberikan sebuah produk yang sedang banyak diminati, maka sudah dipastikan setiap konsumen akan mencari produk tersebut, baik secara langsung maupun menuju toko-toko milik komisioner.

Sebagai pihak pengamanat dalam strategi penjualan konsinyasi, perusahaan Anda harus mencatat hal-hal yang berkenaan dengan sistem penjualan. Produk tidak bisa disalurkan begitu saja kepada pihak komisioner tanpa ada struktural yang tepat. Anda harus memiliki banyak catatan dalam setiap pendistribusian produk.

Maka itu, Anda harus memiliki sebuah sistem yang bisa mengotomatiskan aktivitas penjualan produk Anda. Salah satu aplikasi yang paling mendukung segala aktivitas penjualan adalah SimpliDOTS Sales Force Automation. Dengan sistem ini, maka aktivitas penjualan yang dilakukan oleh tim perusahaan Anda akan terbangun dalam satu aplikasi yang terintegrasi. Dapatkan kemudahan setiap fitur-fitur aplikasi SimpliDOTS Sales Force Automation (SFA) selama 14 hari free trial di sini.

Baca juga : Cara Efektif Meningkatkan Penjualan Dengan Promosi Ala Milenial

Bagikan Artikel ini via

Artikel Terkait