Dasar-dasar Leadership dalam Manajemen Perusahaan

Dasar-dasar Leadership dalam Manajemen Perusahaan

Leadership (kepemimpinan) merupakan bagian dan inti dari manajemen perusahaan. Melalui leadership yang baik, akan memperbesar kemungkinan manajemen untuk mencapai tujuannya. Leadership meliputi segala wewenang seorang pemimpin (leader) dalam mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau suatu kelompok tertentu. Seorang pemimpin dituntut untuk aktif dalam membuat rencana, mengkoordinasi anggota, melakukan eksperimen dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam praktiknya, kepemimpinan akan tampak cenderung mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh sang pemimpin.

Motivasi orang untuk mendorong atau memimpin seseorang untuk melakukan sesuatu pada hakikatnya ada dua macam, yaitu motivasi ekstrinsik (dari luar) dan motivasi intrinsik (dari dalam). 

Contoh Leadership yang baik atau leadership dapat dilihat dari beberapa tokoh yang telah berhasil memimpin organisasi atau perusahaan dengan sukses.  Elon Musk: CEO Tesla dan SpaceX, dikenal sebagai seorang pemimpin yang visioner dan inovatif, dengan fokus pada tujuan jangka panjang yang berdampak positif bagi umat manusia dan lingkungan.

Leadership dalam Perusahaan

Leadership dalam Perusahaan
source : unsplash.com

Kepemimpinan dalam perusahaan sangat penting untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Seorang pemimpin perusahaan harus mampu mengarahkan, memotivasi, dan memimpin tim kerja dengan efektif agar dapat mencapai tujuan bersama. Setiap perusahaan memerlukan kepemimpinan yang kuat untuk meningkatkan efektivitas dan mengoptimalisasi bisnisnya. Dalam sebuah perusahaan, menjadi seorang leader yang baik seharusnya lebih menekankan pada pengembangan keterampilan dan kemampuan memimpin secara terus-menerus.

Seorang pemimpin yang ideal tidak boleh mendominasi orang lain namun harus membimbing individu yang ada di bawahnya, misalnya dengan memberi arahan untuk mencapai tujuan perusahaan. Seorang pemimpin perusahaan juga harus bertindak secara bertanggung jawab, optimis, empatik, dan harus memahami kebutuhan anggota kelompoknya. Seseorang yang akan berhasil menjadi pemimpin adalah Individu yang ambisius, memiliki tingkat energi yang tinggi, berkeinginan kuat, percaya diri, cerdas, berpengetahuan mendalam, jujur, ​​dan fleksibel.

Leadership harus disertai dengan kemampuan komunikasi yang efektif, kemampuan menyelesaikan konflik, dan tahu cara memecahkan masalah-masalah yang dapat terjadi dalam sebuah kelompok. 

Pemimpin juga harus bisa mengkomunikasikan misi, visi, dan kebijakan perusahaan dengan jelas kepada para anggota yang berada di dalam perusahaan. Selain itu, perlu juga untuk membangun moral karyawan dan membantu karyawan tumbuh secara profesional dan berkontribusi secara positif terhadap misi perusahaan.

Karakter Leadership

Karakter Leadership
source : unsplash.com

Dalam proses leadership, seorang pemimpin harus mampu membimbing, memberi pengarahan, mempengaruhi perasaan, mempengaruhi perilaku, memfasilitasi, dan menggerakkan orang lain untuk bekerja menuju sasaran yang diinginkan. Semua yang dilakukan seorang leader harus bisa dimengerti oleh setiap anggota tim perusahaan. 

Seorang pemimpin tidak hanya berorientasi pada proses saja, melainkan juga dapat menetapkan dengan jelas apa saja hasil yang harus dicapai. 

Baca juga : Pengertian Manajemen Supply Chain dan 6 Tantangan & Solusi Untuk Perusahaan

3 Jenis Pendekatan Leadership dalam Perusahaan

Setidaknya, ada 3 pendekatan leadership atau kepemimpinan yang akan menjadi ukuran dalam menentukan kelayakan individu sebagai seorang pemimpin. Ketiga pendekatan tersebut meliputi sifat, perilaku, dan situasional.

  • Sifat

Pendekatan karakter atau sifat berguna untuk memandang kepemimpinan sebagai suatu kombinasi dari sifat-sifat yang tampak dari seorang pemimpin. Ada sejumlah sifat/ karakteristik tertentu yang berkaitan dengan keberhasilan dan kegagalan dari pemimpin.

  • Perilaku

Pendekatan perilaku memiliki fokus  kepada perilaku calon pemimpin tentang apa yang diperbuat dan bagaimana melakukannya. Pendekatan ini bermaksud mengidentifikasikan perilaku-perilaku yang berhubungan ataupun menghasilkan kepemimpinan yang lebih efektif. Melalui pendekatan ini, keberhasilan dari seorang pemimpin dikatakan bergantung pada perilaku-perilaku yang diterapkannya.

  • Situasional

Sedangkan pendekatan situasional diambil dari beberapa anggapan bahwa efektivitas dari pemimpin tidak hanya ditentukan oleh gaya pimpinan secara individu, tetapi juga ditentukan oleh situasi yang ada dari kepemimpinan tersebut. Contohnya bisa dari tugas-tugas yang dilakukan setiap harinya, keterampilan, harapan atau ekspektasi dari para bawahan, lingkungan kerja dan sebagainya.

Baca juga : Strategi Mendistribusikan Produk Baru Dan Memilih Strategi Yang Tepat

Peran-Peran Penting Leadership

Pergerakan dari sebuah kelompok, organisasi, dan institusi tentu sangat dipengaruhi oleh seorang pemimpin. Bahkan pemimpin juga yang menentukan kesuksesan dari sebuah tim tersebut. Bagi sebuah perusahaan, leadership menjadi salah satu faktor penentu paling besar untuk keberhasilan dalam mencapai target. Apa saja sih peran-peran penting seorang pemimpin?

1. Menyusun Kebijakan Tim

Seorang leader harus mampu memberi keputusan mengenai segala tindakan yang harus dilakukan oleh timnya. Maka dari itu, leader harus memperhatikan beberapa hal untuk menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan. Pertimbangan tersebut bisa meliputi risiko yang mungkin muncul, analisa respon klien, dan sebagainya. 

2. Mendelegasikan Tugas

Setelah mengambil kebijakan untuk tim, seorang leader harus memikirkan pula strategi yang tepat agar semua aktivitas perusahaan berjalan dengan lancar. Sangatlah penting bagi para anggota perusahaan untuk mendapatkan berbagai tugas yang sesuai dengan skills/kemampuan mereka masing-masing. Sebagai leader, kemampuan untuk menempatkan dan mendelegasikan tugas yang tepat kepada anggota perusahaan akan meningkatkan efisiensi perusahaan secara signifikan.

3. Mengkoordinasikan Semua Elemen Perusahaan

Bukan hanya anggota saja, leader juga harus memperhatikan koordinasi antara atasan dan bawahan, serta dengan beberapa unit lain yang ada dalam lingkungan perusahaan. Seorang leader yang baik akan mampu mewujudkan hal tersebut sehingga terbangun hubungan yang harmonis dan produktif antar seluruh elemen. Selain itu, jika seluruh elemen terkoordinasikan dengan baik, maka visi perusahaan akan lebih mudah diwujudkan.

4. Melakukan Evaluasi 

Setelah memastikan semuanya sanggup melakukan tugas dan fungsinya dengan benar, maka langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi. Setelah melakukan evaluasi, maka akan diketahui beberapa hal yang harus mengalami perbaikan atau bahkan inovasi yang harus dilakukan untuk terus mengembakan perusahaan. 

5. Mengendalikan Wewenang Anggota dalam Perusahaan

Salah satu fungsi lain leadership yang tidak kalah pentingnya adalah pengendalian wewenang dalam sebuah perusahaan. Pada dasarnya, sebuah perusahaan besar yang telah beroperasi dalam waktu yang lama, harusnya telah menetapkan wewenang-wewenang anggota perusahaan sesuai dengan kapasitasnya sehingga antar anggota tidak terjadi konflik wewenang dan menjamin kelancaran komunikasi. 

Bagaimana dengan wewenang seorang pemimpin? Wewenang seorang pemimpin meliputi kegiatan dan tindakan sebagai berikut:

  • Pengambilan keputusan dan Pengembangan imajinasi
  • Pendelegasian wewenang kepada bawahan
  • Pengembangan kesetiaan para bawahan
  • Pemrakarsa, penggiat, dan pengendalian rencana-rencana perusahaan
  • Pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
  • Pelaksanaan keputusan dan pemberian dorongan kepada para pelaksana
  • Pelaksanaan kontrol dan perbaikan kesalahan-kesalahan
  • Pemberian tanda penghargaan kepada bawahan yang berprestasi
  • Memberikan dan meminta pertanggungjawaban dari semua bagian.

Baca juga : 7 Manfaat Sales Gamification yang Terbukti Meningkatkan Penjualan

Apa Saja Kualifikasi Seorang Leader?

Tanggung jawab seorang pemimpin terdiri dari 2 tahap sangat penting, yaitu kewajiban untuk menyelesaikan tugas dan pertanggungjawabkan kepada atasan atau orang lain yang telah mendelegasikan wewenang kepada seorang pemimpin. Kualifikasi yang dibutuhkan seorang leader umumnya yaitu:

  • Memiliki pemahaman yang baik akan suatu perusahaan, baik melalui belajar dan pengalaman
  • Mampu mengajarkan materi perusahaan kepada orang lain
  • Sanggup mengaplikasikan prinsip-prinsip perusahaan dalam operasional sehari-harinya
  • Mampu Memonitoring dan Merefleksikan hasil kerja untuk perkembangan selanjutnya
  • Mampu berkomunikasi dengan baik dengan semua pihak yang berhubungan dengan perusahaan 
  • Berjiwa sosial dan objektif dalam mengambil keputusan
  • Sehat jasmani dan rohani

Gaya-gaya Leadership

source : unsplash.com

Semua pemimpin tidak umumnya tidak akan memiliki sikap atau perspektif yang sama. Kepemimpinan yang baik seharusnya dapat mendorong anggota-anggota perusahaan untuk mencapai hasil yang maksimal untuk perusahaan.Meskipun hingga saat ini belum terdapat kesepakatan secara bulat mengenai klasifikasi gaya kepemimpinan, setidaknya ada 5 (lima) gaya kepemimpinan yang diakui keberadaannya. Berikut ini ulasan mengenai kelima gaya Leadership tersebut. 

1. Gaya Otokratik

Gaya Otokratik, merupakan gaya leadership yang memiliki rasa egoisme yang besar. Pemimpin tipe otokratik biasa memiliki ekspektasi yang tinggi dalam hal  kedisiplinan kerja  karyawan, karena mereka menganggap bahwa kedisiplinan karyawan adalah wujud kesetiaan karyawan terhadap mereka. 

Pemimpin seperti ini cenderung menganggap bahwa dirinya memiliki peranan penting dalam perusahaan dan mereka umumnya akan enggan membagi wewenang kepada orang lain.

Kepemimpinan gaya otokratik biasanya akan menuntut ketaatan yang penuh dari bawahan dan bersifat kaku dalam membuat peraturan sehingga anggota perusahaan yang tidak menaati peraturan biasanya akan mengalami tindakan punitif (Contohnya seperti ancaman, hukuman dan surat peringatan).

2. Gaya Paternalistik

Gaya pemimpin yang paternalistik banyak terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional terutama masyarakat agraris. Pemimpin dengan gaya paternalistik cenderung menganggap dirinya sebagai bapak yang bersifat melindungi dan memperhatikan kepentingan karyawan. 

Selain itu, pemimpin tipe paternalistik menganggap bahwa legitimasi kepemimpinannya adalah hal yang wajar dan tidak harus dipertanyakan, sehingga dalam memberikan perintah dan pengambilan keputusan biasanya dia tidak akan melibatkan karyawan. Bukan hanya pengambilan keputusan yang bersifat sentralistik, pemimpin ini juga biasanya banyak memberikan nasihat dan tuntunan kepada para anggota perusahaan, meskipun mereka tidak membutuhkannya.

Gaya Kepemimpinan paternalistik tumbuh dan berkembang di lingkungan tradisional yang masih kuat ikatan primordialnya, sehingga berdampak pada karyawan/bawahan yang kurang dapat mengembangkan bakat dan potensi. Selain itu, bawahan tidak didukung untuk berpikir kreatif dan inovatif.

3. Gaya Karismatik

Karakteristik yang khas dari gaya kepemimpinan kharismatik adalah daya tarik yang memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang banyak. Pemimpin yang kharismatik biasanya adalah seorang pribadi yang memiliki resume atau pengalaman hidup yang dinilai impresif, sehingga mudah dikagumi oleh bawahannya. 

4. Gaya Laissez-Faire

Gaya kepemimpinan laissez-faire cukup simpel karena pemimpin ini cenderung menganggap bahwa pekerjaan akan berjalan lancar dengan sendirinya ketika karyawan sudah mengerti tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh perusahaan dan masing-masing mengetahui tugas masing-masing. 

Gaya pemimpin seperti ini cenderung memilih peranan yang pasif karena sering membiarkan bawahan mereka berjalan sendiri tanpa banyak mencampuri cara dan mekanisme detail dari kewajiban mereka.

Gaya kepemimpinan ini bisa dikatakan memberikan kepercayaan yang sangat besar kepada bawahan karena pemimpin menganggap bawahan sudah dewasa, dapat bertanggung jawab, dan mengerti tujuan perusahaan.

5. Gaya Demokratik

Pemimpin dengan gaya demokratik akan menganggap bahwa fungsi pemimpin adalah sebagai koordinator dan integrator dari beberapa unsur dan komponen organisasi. Dengan demikian, semua anggota akan bergerak secara sinergis dan holistik.. 

Pemimpin dengan gaya demokratik kebanyakan akan melakukan keputusan secara musyawarah dengan para anggota perusahaan, karena pemimpin demokratik percaya akan keputusan yang adil.

Hubungan Leadership dan Manajemen

Kepemimpinan (leadership) dan manajemen merupakan dua istilah berbeda yang sering dianggap sebagai sinonim. Namun, kedua istilah ini sangat berbeda. Leadership secara khusus adalah bagian dari manajemen itu sendiri. Sebagai komponen yang sangat penting dari manajemen, perilaku kepemimpinan yang benar akan  membangun lingkungan yang baik dan produktif bagi setiap anggota perusahaan.

Perbedaan Leadership dan Manajemen

Untuk memudahkan perbedaan kedua hal ini, anggaplah bahwa seorang manajer sudah pasti leader, sedangkan leader belum tentu seorang manajer. Secara khusus, berikut ini beberapa perbedaan antara leadership dan manajemen. 

  • Dari segi fokus, leadership berfokus pada tindakan mendengarkan, membangun hubungan, kerjasama tim, menginspirasi, memotivasi dan membujuk. Sementara manajemen berfokus pada perencanaan, pengorganisasian, penempatan staf, pengarahan, dan pengendalian. 
  • Dari segi otoritas, leadership mendapatkannya dari para pengikutnya, sedangkan manajemen mendapatkan posisi otoritas dari organisasi atau perusahaan.
  • Dari segi kebijakan, leadership kebanyakan mengikuti pengetahuan dan naluri sendiri, sedangkan manajemen harus mengikuti kebijakan dan prosedur perusahaan. 
  • Dari segi interaksi, leadership berhubungan dengan anggota dan tim dalam suatu perusahaan saja, sementara manajemen berurusan dengan dimensi teknis dalam perusahaan.
  • Dari segi evaluasi, leadership mengevaluasi individu berkaitan dengan potensi kinerja karyawan di masa depan, sementara manajemen mengevaluasi melalui catatan masa lalu dan kinerja saat ini. 
  • Dari segi komunikasi, pemimpin cenderung menggunakan komunikasi verbal, sedangkan manajemen cenderung menggunakan komunikasi tertulis.

Kolaborasi Leadership dan Management

Leading manajemen adalah merujuk pada kemampuan seorang pemimpin untuk mengarahkan, memotivasi, dan menginspirasi tim untuk mencapai tujuan bersama. Ini melibatkan berbagai keterampilan kepemimpinan, seperti kemampuan komunikasi yang baik, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, serta kemampuan untuk membangun hubungan interpersonal yang positif dengan anggota tim.
Dalam praktiknya, leading dalam manajemen mencakup tindakan-tindakan seperti memberikan arahan yang jelas, memberikan umpan balik yang konstruktif, memperhatikan kebutuhan dan aspirasi anggota tim, dan memberikan dukungan dan motivasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan bersama. Seorang pemimpin yang efektif juga harus mampu membangun budaya kerja yang positif, memimpin dengan contoh, dan memberikan inspirasi yang diperlukan untuk mengatasi tantangan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Baca juga : Apa Itu Sales Force Automation (SFA) Bagi Perusahaan Distributor?

Cara Menjadi Leader yang Sukses

Cara Menjadi Leader yang Sukses
source : unsplash.com

Banyak orang yang ingin menjadi seorang pemimpin di sebuah perusahaan, apalagi perusahaan besar dan terkenal. Namun yang perlu diingat, perjalanan karier dari bawah untuk sampai di posisi pemimpin dalam sebuah perusahaan tidaklah mudah. 

Butuh kerja keras agar semua bisa terwujud. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan agar menjadi seorang leader yang sukses.

1. Menjadilah Role Model yang Baik

Seorang pemimpin ibarat cermin bagi karyawan yang dipimpin. Segala tindak tanduk pemimpin akan menentukan bagaimana seorang karyawan akan bersikap. Oleh sebab itu, sebagai pemimpin harus mampu memberikan contoh yang baik kepada bawahan. 

Contoh simple seperti seorang pemimpin yang ingin bawahannya datang ke kantor tepat waktu, maka pemimpin tersebut harus terlebih dahulu melakukannya dan menjadi role model untuk karyawan-karyawannya. 

2. Mengajak Bukan Memerintah

Kesalahan fatal bagi seorang pemimpin adalah selalu memberikan perintah kepada bawahannya. Pemimpin tidak boleh hanya sekedar memberi perintah kepada bawahannya, tetapi lebih dari itu, seorang pemimpin harus memiliki kerendahan hati, keterbukaan hati, keinginan berdiskusi, serta terbuka dalam menerima kritik dan saran karyawan.

3. Mengendalikan Emosi

Ketika emosi stabil, maka energi yang dikeluarkan tidak akan signifikan. Begitu pula sebaliknya, emosi yang tinggi akan membutuhkan banyak energi. Pemimpin hendaknya pandai dalam mengontrol emosi sehingga tidak menghasilkan ketidaknyamanan atau konflik yang merugikan perusahaan.

Baca juga : Manfaat DMS Pada Manajemen Sistem Distribusi Di Era Teknologi 4.0

4. Mengasah Keterampilan dalam Memimpin

Menjadi seorang pemimpin yang ideal membutuhkan proses, apalagi menjadi seorang pemimpin yang sukses. Setiap individu punya potensi untuk menjadi seorang pemimpin, hanya saja cara bagi individu tersebut memperolehnya akan menentukan hasil akhirnya.

Dengan perkembangan zaman, lebih bijak untuk menjadi seorang pemimpin yang fleksibel dan bisa menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi di lapangan. Cara ini merupakan cara terbaik untuk mengembangkan keterampilan sebagai pemimpin. 

5. Mau Mengakui Kesalahan

Pemimpin juga adalah manusia yang pernah melakukan kesalahan. Sayangnya, ada beberapa pemimpin yang tidak mau lapang dada mengakui kesalahannya. Seorang pemimpin yang mau mengakui kesalahan dan rendah hati dalam menerima masukan akan mendapatkan respect dari anggota perusahaan.

Segera dapatkan aplikasi SimpliDOTS untuk mendukung kemudahan distribusi barang di perusahaan anda. Pengelolaan bisnis distribusi menjadi lebih efisien dan efektif dengan fitur seperti inventory management, account receivable & payable, sales & purchase, route management & tracking, business intelligent, hingga sales monitoring untuk memantau performa tim sales anda.

Yuk, jangan tunda lagi! Klik di sini untuk Coba Gratis selama 14 hari!

 

Bagikan Artikel ini via

Artikel Terkait