Mimpi Anak Medan Menuju Silicon Valley
Mimpi Anak Medan Menuju Silicon Valley – Geliat startup (bisnis rintisan) digital di Kota Medan mulai menunjukkan gairahnya. Pelaku bisnis di ranah ini seakan berlomba menawarkan solusi bagi masyarakat dalam layanan digital. Para investor pun seakan tak mau kalah, menanamkan investasinya melalui beragam kompetisi model bisnis.
Startup World Cup 2018, sebuah kompetisi usaha rintisan tingkat global yang menawarkan hadiah 1 juta dolar dalam bentuk investasi. Para pemenangnya berkesempatan beradu di Silicon Valley, San Fransisco, Amerika Serikat. Sebagai “ibukota”-nya teknologi dunia, kawasan tersebut merupakan rumah bagi banyak perusahaan teknologi informasi, baik rintisan maupun perusahaan yang sudah lama berdiri.
Dalam kompetisi kali ini yang digelar di Medan, Selasa (25/7), terdapat 23 dari 300 bisnis rintisan asal Medan dan Padang, Sumatera Barat, yang idenya diseleksi tim juri. Para juri tersebut adalah Fadjar Hutomo (Deputi Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif/Bekraf), Hari Santosa Sungkari (Deputi Infrastruktur Bekraf), Retno Dewati (SEA Regional Manager Fenox VC) Andry Suhaili (CEO Indoproc), dan Kalvin Yap (CEO Paprika sekaligus juara SWC Wild Card Round Medan 2017 dan Top Three SWC Wild Card Round Final). Kalvin sendiri sudah berangkat ke Silicon Valley, Maret 2017.
Dengan menggandeng mitra utama, Bekraf, badan milik pemerintah yang bertugas mengembangkan ekonomi kreatif, salah satunya adalah dunia digital, Fenox Venture Capital menggelar ajang kompetisi ini. Tahun ini merupakan pelaksanaan yang kedua.
Dalam pelaksanaannya, mereka juga menggelar tur keliling (roadshow) ke delapan kota di Indonesia, termasuk Medan.
Selama program roadshow, ada tiga rangkaian acara, yakni program pelatihan (mentoring) untuk pelaku bisnis rintisan, bincang-bincang (talkshow) yang menghadirkan para penanam modal dan pendiri bisnis rintisan serta kompetisi pitching.
Pitching adalah kegiatan presentasi ide bisnis di hadapan para investor dengan tujuan mengumpulkan dana dari mereka untuk menjalankan bisnis. Ajang presentasi ini dilangsungkan Selasa (25/7).
SimpliDOTS Mengendalikan Distribusi Produk
Dari 23 peserta yang diseleksi sehari sebelumnya, terpilih tujuh usaha rintisan yang dipilih kembali esoknya. Akhirnya, terpilih sebagai juara adalah SimpliDots.
Tim ini terdiri dari Jowan Kosasih, Hendy Sumanto, dan Ginanjar Nugroho. Mereka akan mewakili Medan untuk berkompetisi memperebutkan tiga posisi teratas dalam gelaran Startup World Cup Wild Card Round Final di Jakarta, 19 September 2017.
Berbasis cloud
Tiga pemenang utama dalam final Wild Card Round akan dikirim ke Silicon Valley untuk menghadiri konferensi Startup World Cup Final, Mei 2018.
SimpliDots adalah layanan berbasis cloud yang bisa membantu perusahaan mengawasi stok barang di gudang sampai memantau proses distribusi. Dengan aplikasi ini, pengguna bisa melacak keberadaan sopir yang mengantar barang sera mengetahui secara pasti berapa jumlah barang yang mereka kirim.
Tak hanya itu, aplikasi ini juga menghadirkan layanan manajemen keuangan serta pelaporan untuk strategi perusahaan di masa depan.
“Sangat exciting (antusias)!” ujar Jowan kepada Analisa saat ditemui seusai pengumuman pemenang.
Kerja keras tim ini, diakuinya tak lepas dari perkembangan yang mereka pelajari dari berbagai ajang bisnis rintisan yang mereka hadiri.
“Kami banyak melakukan inprovement (kemajuan) untuk startup kami. Utamanya, dari cara menjual. Kami lebih menghemat kas dan meningkatkan efisiensi. Tidak mudah menjual-jual solusi karena yang kami temui b2b (buyer to buyer),” jelasnya.
Untuk mendapatkan investor di Silicon Valley nanti, menurut mereka, sepertinya sebuah mimpi besar. Tapi, paling tidak, dengan lolos di ajang-ajang seperti ini mereka bisa meningkatkan kemunculan usaha rintisan di mata dunia.
Ginanjar menambahkan, mereka menambah ilmu cara pemasaran. “Jadi, harga tidak terlalu mahal dan sebagainya sesuai kompetitor dan distributor sesuai harga. Fitur di aplikasi kami juga dikembangkan sesuai kebutuhan klien,” tuturnya.
Sementara, Fadjar Hutomo menilai, pitching yang ditampilkan Simplidots berhasil dalam menjelaskan definsi produk, pemasaran dan tim yang solid.
Usaha rintisan lokal tentu mampu berkembang karena pasar Indonesia sangat luas, yakni 250 juta penduduk. “Dengan berbagai masalah dan besarnya jumlah penduduk, usaha rintisan lokal tak akan kalah bersaing dari global,” tutupnya.
Pemenang ajang ini pun sudah terpilih. Hendy pun berharap mereka bisa melanjutkan mimpi besar para perintis usaha digital anak Medan menuju kiblat teknologi dunia: Silicon Valley.