Cold Chain Adalah Sistem Logistik Dingin, Ini Pengalaman Distributor AICE Es Krim Menerapkannya
Siapa orang Indonesia yang tak mengenal merek AICE Es krim? Mudah ditemukan di sekolah-sekolah, supermarket, dan toko sekitar rumah, AICE sangat digemari berbagai kalangan.
Cold chain adalah sistem logistik yang sangat diandalkan untuk menjaga produk AICE Es Krim tetap segar dan berkualitas. Produk AICE Es Krim yang mudah dibeli di sekitar rumah tak lepas dari peran penting cold chain yang berjalan efektif.
Hal senada disampaikan oleh Sylvana Zhong, selaku Brand Manager Aice Group. Dikutip dari laman Sindonews, beliau menjelaskan bahwa cold chain adalah rantai pendingin yang berpengaruh terhadap harga produk.
“Cold chain (rantai pendingin) yang dipakai untuk pendistribusian juga menentukan harga. Di mana sudah ada gudang pendingin, jadi sekali mengambil bisa dalam jumlah banyak,” jelas Sylvana di pabrik AICE, Bekasi, Sabtu (4/7/2020).
Lalu, bagaimana penerapan sistem cold chain memanfaatkan aplikasi distribusi, seperti SimpliDOTS bagi pendistribusian AICE Es Krim? Untuk lebih jelasnya, mari kita lanjutkan pembahasannya, yuk!
Cold Chain Adalah Rantai Dingin Pendistribusian Produk Sensitif
Secara sederhana, cold chain adalah istilah yang mengacu pada sistem pengelolaan dan distribusi produk yang memerlukan suhu terkendali agar tetap segar dan berkualitas selama perjalanan dari produsen hingga konsumen.
Produk-produk tersebut sengaja disimpan dalam suhu rendah sampai minus 20 derajat Celcius agar tetap berkualitas. Contohnya seperti produk makanan beku, obat-obatan, dan vaksin, memerlukan perlakuan khusus agar tetap stabil dan aman dikonsumsi atau digunakan.
Tujuan cold chain adalah mencegah kerusakan atau pembusukan produk selama perjalanan dari titik produksi hingga akhir konsumen.
Produk yang memerlukan cold chain biasanya harus disimpan dalam kisaran suhu tertentu untuk memastikan kualitas dan keamanan produk tetap terjaga.
Produk yang Memerlukan Sistem Logistik dengan Cold Chain Adalah
Seperti dilansir dari laman AskExpert.id, layanan cold chain adalah salah satu sistem logistik yang dibutuhkan banyak industri di Indonesia. Misalnya saja, industri daging, baik itu daging sapi maupun daging unggas. Kemudian, industri buah dan sayuran, serta industri susu.
Permintaan layanan cold chain adalah sangat tinggi pada industri susu, termasuk es krim, hingga mencapai 40% sejak 2020. Meskipun ada juga industri obat-obatan atau farmasi, namun tidak terlalu signifikan dalam layanan cold chain.
Nama Industri | Layanan cold chain |
Daging | Permintaan daging, terutama unggas dan sapi, terus meningkat. Namun, sektor sapi menghadapi tantangan kuota impor yang dibatasi.
Distribusi daging menggunakan armada berpendingin khusus untuk wilayah utama seperti Jawa dan Sumatra, sedangkan wilayah lain menggunakan kontainer via laut. |
Buah dan sayuran | Buah dan sayuran membutuhkan suhu terkendali untuk menjaga kesegaran. Temperatur biasanya diatur ke tingkat dingin (chill). |
Susu | Dengan peningkatan permintaan hingga 40% dalam tiga tahun terakhir, cold chain menjadi vital untuk menjaga kualitas produk susu segar, termasuk es krim. |
Farmasi dan Vaksin | Obat-obatan dan vaksin memerlukan pengaturan suhu yang sangat ketat. Kesalahan dalam cold chain dapat mengurangi efektivitas produk farmasi. |
Makanan Beku | Popularitas makanan beku meningkat, terutama pada 2020 (selama pandemi), karena pola konsumsi yang lebih praktis dan meningkatnya penggunaan e-commerce. |
Baca juga: Memastikan Kualitas Produk dengan Cold Chain Logistics Indonesia yang Efektif
Cold Chain Adalah Industri yang Mendukung Produk Ikan, Ayam dan Daging
Berdasarkan data Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia permintaan untuk pengiriman makanan beku dengan pengawasan suhu dan pelacakan kendaraan (live tracking) meningkat sebesar 60%.
Di sisi lain, sistem cold chain (rantai dingin) menjadi lebih penting karena kebutuhan distribusi dan penyimpanan produk yang harus dijaga pada suhu tertentu. Kebutuhan akan kendaraan atau truk berpendingin (reefer) meningkat sebesar 35%.
Banyak produsen makanan beralih ke sistem online untuk memasarkan produk dan menarik konsumen baru.
Permintaan untuk makanan beku seperti ikan, ayam, dan daging sapi meningkat 19%, sementara produk protein nabati turun 15% karena kurangnya fasilitas cold chain yang memadai.
- Perikanan: Penggunaan cold chain untuk produk perikanan naik 2,5%, mencapai 3,485 juta ton dengan nilai sekitar IDR 128 triliun.
- Ayam: Dari total produksi ayam 2,3 juta ton, hanya 1,05 juta ton yang menggunakan cold chain, dengan nilai IDR 25,2 triliun.
- Daging Sapi: Dari produksi daging sapi, 550 ribu ton menggunakan cold chain, bernilai IDR 46,75 triliun.
Kerugian Makanan Tanpa Cold Chain
- Perikanan: Kerugian mencapai 35%, dengan nilai produk yang tidak menggunakan cold chain bisa rugi hingga 50%.
- Ayam: Kerugian rata-rata 30%, dan produk yang tidak disimpan pada suhu yang tepat bisa mengalami kerugian 25%.
- Daging Sapi: Kerugian makanan rata-rata 15%, dengan kerugian nilai produk hingga 20% tanpa cold chain yang tepat.
Temperatur Cold Chain
- Pembekuan: Suhu antara -10 hingga -25°C.
- Dingin (chill): Suhu antara +2 hingga +8°C.
Pengaturan suhu yang tepat sangat penting untuk menjaga kualitas produk dan menghindari kerugian makanan yang dapat berdampak pada sektor bisnis makanan beku.
Berikut adalah beberapa komponen penting penerapan cold chain adalah:
– Gudang penyimpanan
Gudang penyimpanan dingin adalah tempat penyimpanan produk dalam suhu terkendali sebelum dikirim ke tujuan akhir. Gudang ini dilengkapi dengan peralatan pendingin dan pemantauan suhu yang ketat.
– Alat pengatur suhu
Alat pendingin seperti lemari es dan freezer, serta alat kontrol suhu otomatis, menjadi komponen kunci dalam menjaga suhu produk tetap stabil selama distribusi.
– Pengemasan khusus
Produk dalam cold chain dikemas dengan material khusus yang dapat menjaga suhu tetap terkendali, seperti kantong es atau dry ice.
– Monitoring
Pengawasan dan monitoring suhu produk selama distribusi adalah hal penting. Sensor suhu canggih digunakan untuk memastikan suhu tetap dalam kisaran yang aman.
Masalah-masalah dalam penerapan layanan Cold Chain adalah
Proses rantai dingin dimulai dari pengambilan produk dari produsen dan penyimpanannya dalam gudang penyimpanan dingin.
Setelah itu, produk akan diangkut dengan kendaraan yang dilengkapi dengan sistem pendingin. Selama perjalanan, suhu produk terus dimonitor untuk mencegah perubahan suhu yang tidak diinginkan.
Tantangan utama dalam cold chain meliputi:
- Ketepatan pengaturan suhu.
- Risiko gangguan pada peralatan pendingin.
- Perubahan suhu ekstrem selama distribusi.
- Kerja sama antara produsen, distributor, dan penyedia layanan logistik menjadi kunci untuk mengatasi tantangan ini.
Teknologi memainkan peran penting dalam meningkatkan efisiensi cold chain. Salah satu solusi teknologi yang banyak digunakan oleh perusahaan distribusi adalah SimpliDOTS, sebuah aplikasi yang dirancang khusus untuk mengelola distribusi dengan lebih efektif.
SimpliDOTS membantu perusahaan seperti AICE Group Holdings untuk memantau dan mengelola rantai pasok mereka secara real-time. AICE Group Holdings, sebagai produsen es krim terkemuka sejak 2016, memanfaatkan teknologi Distribution Management Systems (DMS) Â SimpliDOTS untuk memastikan distribusi produk mereka berjalan lancar.
Pengalaman Inspiratif Deden Rahmadhaniansyah, General Manager AICE Bandung Optimalkan Distribusi
Distribution logistic management membutuhkan penanganan yang cermat, sistematis, dan efisien. Bayangkan, ada sekitar 5 juta batang es krim per hari yang harus dikirim ke distributor dan jaringan outlet AICE menggunakan armada berpendingin.
Deden Rahmadhaniansyah, General Manager AICE Bandung di PT Arata Jaya Mandiri, berbagi pengalamannya menggunakan SimpliDOTS untuk mengatasi tantangan distribusi yang selama ini dialami, dikutip dari kanal Youtube SimpliDOTS, (26/07/2022).
Sebagai seorang yang berpengalaman di industri distribusi dan logistik, Deden memahami bagaimana sistem distribusi yang efektif dapat mengubah operasional sehari-hari perusahaan.
Sebelum menggunakan aplikasi distribusi SimpliDOTS, AICE Bandung mengalami berbagai tantangan dalam pengelolaan distribusi es krim ke pasar yang luas.
Proses pelaporan seringkali rumit dan tidak terhubung satu sama lain, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan data yang akurat.
Selain itu, pengawasan terhadap driver pengiriman dan sales kunjungan ke toko juga memakan banyak waktu, dengan seringnya kesulitan untuk mendapatkan informasi real-time mengenai pengiriman barang.
“Pada awalnya, distribusi itu bergelut dengan kontrol. Setiap hari kami harus menghubungi driver dan menunggu laporan manual yang sering terlambat,” ujar Deden.
“Selain itu, untuk memastikan barang sampai dengan tepat waktu dan dalam kondisi terbaik, kami masih harus mengandalkan via telepon dan memakan banyak waktu.”
SimpliDOTS Aplikasi Distribusi: Operasional Pengiriman Jadi 4x Lebih Efisien
Dengan hadirnya SimpliDOTS, operasional harian lebih mudah dipantau secara real-time. AICE Bandung menggunakan SimpliDOTS Distribution Management System (DMS) yang memberikan solusi praktis dalam pengelolaan distribusi agar lebih terhubung antar divisi terkait, seperti sales di lapangan, admin, dan manajer/ supervisor.
Penggunaan aplikasi distribusi SimpliDOTS telah merampingkan seluruh proses distribusi dan meningkatkan produktivitas tim.
Berikut beberapa poin penting keunggulan SimpliDOTS:
1. Laporan lebih cepat dan mudah
Salah satu masalah utama yang dihadapi sebelumnya adalah pelaporan yang rumit. “Dengan SimpliDOTS, semua data terkoneksi dari input barang hingga transaksi di bagian keuangan. Semua jadi lebih simple, lebih cepat, dan lebih akurat,” kata Deden.
Pelaporan yang sebelumnya memakan waktu lama kini bisa diselesaikan dengan cepat, mengurangi beban administratif dan memastikan data lebih akurat dan dapat diandalkan.
2. Real-Time Tracking
Deden juga menjelaskan tentang tantangan sebelumnya dalam mengontrol pengiriman barang. “Dulu, untuk mengetahui pengiriman sudah sampai di toko mana, kami harus menelepon driver. Hal ini seringkali memakan waktu dan membuat kami kesulitan memberikan update kepada toko,” jelasnya.
Namun, dengan SimpliDOTS, pengiriman barang dapat dipantau secara real-time. “Sekarang, driver cukup mengirimkan foto saat barang sudah sampai dan informasi tersebut langsung masuk ke sistem. Kami juga bisa memperkirakan waktu kedatangan barang di toko tanpa harus menelepon atau mencari tahu secara manual,” tambahnya.
Sistem ini tidak hanya menghemat waktu tetapi juga meningkatkan transparansi dalam proses pengiriman.
3. Sales Force Automation dan aplikasi kunjungan sales
Salah satu fitur unggulan lainnya yang sangat membantu adalah Sales Force Automation. “Sebelumnya, kami mengalami banyak hambatan dalam mengatur jadwal kunjungan dan menginput pesanan. Dengan aplikasi ini, semua jadi lebih teratur,” kata Deden.
Dengan SimpliDOTS, data kunjungan dan pesanan dapat langsung diinput dan dikelola dalam sistem, memungkinkan tim untuk lebih fokus pada peningkatan penjualan dan hubungan dengan pelanggan.
4. Analisis kinerja dan pemantauan stok
SimpliDOTS juga memberikan fitur untuk menganalisis kinerja tim dan memantau pergerakan stok barang. “Kami bisa melihat performa sales, analisis produk, dan pergerakan stok dalam satu aplikasi. Bahkan, kami bisa melihat stock movement produk, jadi antara barang masuk dan keluar lebih terkontrol,” jelas Deden.
Hal ini bisa diwujudkan melalui fitur Business Intelligence yang disediakan SimpliDOTS. AICE Bandung bisa mengambil keputusan secara cepat dan akurat untuk mengurangi potensi kekurangan stok serta memastikan pengiriman tepat waktu.
Baca juga: Cold Chain Adalah: Pentingnya Rantai Dingin dalam Distribusi Produk yang Sensitif
Manajemen Distribusi Lebih Efisien 4x Lipat dengan SimpliDOTS
Hal serupa diungkapkan oleh Vera Dian Andrinie, Supervisor HRD & GA Distributor AICE Bandung dari PT Arata Jaya Mandiri. Ia membagikan pengalamannya di kanal Youtube SimpliDOTS ketika menerapkan aplikasi distribusi SImpliDOTS terintegrasi untuk mendukung sistem cold chain logistic, (26/07/2022).
Sebelum menggunakan SimpliDOTS, pengelolaan operasional distribusi untuk produk es krim terasa sangat kompleks dan menyita banyak waktu.
Namun, setelah beralih ke SimpliDOTS, efisiensi distribusi meningkat secara signifikan, dengan operasional yang menjadi 5 kali lebih cepat dan penghematan biaya hingga 16%.
Proses pengiriman kini menjadi jauh lebih efisien berkat fitur rute otomatis yang ditawarkan oleh SimpliDOTS. Dengan rute yang dirancang secara cerdas, waktu perjalanan dapat dipangkas secara signifikan. Hal ini karena perusahaan dapat memantau setiap produk es krim tiba di tujuan dengan cepat dan tetap terjaga kualitasnya.
Jelas fitur Distribution Management System ini sangat membantu, terutama untuk produk yang memerlukan penanganan khusus seperti es krim, di mana suhu harus tetap stabil sepanjang perjalanan.
Selain itu, memantau posisi salesman di lapangan pun tidak lagi menjadi tugas yang rumit. Melalui aplikasi mobile yang terintegrasi, supervisor dapat dengan mudah melihat pergerakan tim sales secara real-time.
Sekarang Saatnya Tingkatkan Efisiensi Distribusi Anda!
Terbukti, kan? Dengan SimpliDOTS, distribusi jadi lebih cepat, lebih terorganisir, dan hemat biaya. Ingin merasakan kemudahan manajemen distribusi seperti AICE Bandung? Jangan ragu untuk mencoba Demo GRATIS SimpliDOTS sekarang juga!
Buktikan sendiri bagaimana kecanggihan fitur-fitur aplikasi distribusi, SimpliDOTS membuat operasional bisnis distribusi lebih efisien, terkoordinasi dengan baik, dan siap menghadapi tantangan distributor masa kini. Info lebih lengkap, kontak SimpliDOTS via Whatsapp: 6285373704528.