4 Langkah Optimasi Supply Chain untuk Industri FMCG

Supply Chain FMCG

Perusahaan FMCG harus menghadapi tantangan terus menerus, terutama dalam manajemen logistik. Deadline yang mepet, stok barang yang terus meningkat, jarak ke pemasok, transparansi, dan keamanan hanyalah beberapa di antaranya.

Tanpa optimasi supply chain, implikasi biaya bisa sangat besar, sampai bisa saja membahayakan profitabilitas bisnis tersebut. Stok yang tidak keluar dengan cepat dapat dengan mudah menjadi dead stock dan kerugian bagi perusahaan. Kegagalan peralatan, seperti tidak bekerjanya cooling room, dapat menyebabkan seluruh supply chain rusak.

Oleh karena itu, sangat penting untuk terus meningkatkan dan menyempurnakan supply chain sebanyak mungkin, Kawan Simpli! Kebutuhan akan inovasi pasti selalu ada. Perbaikan demi efisiensi seringkali menghasilkan penerapan metode baru. Dalam artikel ini, kamu bisa temukan cara kerja supply chain saat ini di sektor consumed goods, apa manfaat pengoptimalannya, dan cara terbaik untuk menerapkan perubahan pada bisnismu.

Bagaimana supply chain bekerja di sektor FMCG?

Apa itu supply chain?

Rantai logistik, atau supply chain, terdiri dari semua aktivitas yang diperlukan dalam pembuatan dan pengiriman produk, mulai dari pasokan bahan mentah hingga konsumsi oleh pelanggan akhir. Supply chain ini didorong oleh arus yang berbeda:

  • Arus fisik: arus barang sebenarnya yang mengalir dari pemasok ke perusahaan, dan kemudian ke pelanggan (hulu)
  • Arus informasi: data yang “naik” melalui supply chain: informasi pelanggan, pembelian, dll. Misalnya, perusahaan akan mengirimkan pesanan bahan baku ke pemasok mereka (hilir).
  • Arus keuangan: pertukaran uang antara berbagai pihak dalam supply chain. Sinkronisasi arus keuangan dengan arus lain bisa saja rumit.

Tahapan supply chain di industri FMCG

Ada banyak tahapan supply chain di FMCG yang sudah ditetapkan, berada di luar kendali kita dan bergantung pada sifat produk kita, mitra logistik kita, dan sumber daya yang ada. Tahap-tahap di bawah ini menjelaskan standar operasi supply chain di sektor consumed goods:

  • Pasokan bahan baku: perusahaan menggunakan pemasok untuk mendapatkan bahan baku
  • Pengolahan dan pembuatan produk: bahan mentah diproses di pusat pengolahan dan atau digunakan di pabrik untuk membuat produk jadi.
  • Penyimpanan: produk disimpan di gudang atau dikirim langsung ke pusat distribusi.
  • Distribusi dan pengiriman: produk dikirim ke pelanggan oleh pengangkut.

Tantangan logistik apa yang dihadapi sektor FMCG?

Tenggat waktu yang ketat

Kamu pasti tahu kalau di sektor FMCG, khususnya produk makanan, jangka waktu penyimpanan dan konsumsi sangat cepat, terkadang hanya beberapa hari. Jika produk FMCG disimpan terlalu lama di gudang atau terlalu lama dalam perjalanan, produk tersebut bisa musnah. Selain itu, produsen FMCG memiliki biaya penyimpanan dan transit yang lebih tinggi daripada produk lainnya. Produk-produk mereka sering perlu disimpan pada suhu dan tingkat kelembaban tertentu yang membutuhkan peralatan khusus dengan energi lebih besar, sehingga  penting bagi pebisnis FMCG untuk mengoptimalkan supply chain-nya agar beroperasi dengan lancar dan efisien.

Banyak arus fisik

Di sektor FMCG, pihak-pihak di hulu perusahaan (pemasok, pusat pemrosesan, dll.) dan pihak hilir (pengangkut, distributor, dan pelanggan) seringkali secara geografis berjauhan satu sama lain. Produksi bahan baku tertentu hanya dapat dilakukan di wilayah atau negara tertentu karena kebutuhan akan kondisi iklim tertentu dan titik distribusi yang sesuai seringkali sulit didapat atau berjauhan. Perusahaan FMCG harus memahami faktor-faktor ini dan mengoptimalkan arus fisik mereka untuk mengurangi biaya dan risiko.

Logistik mahal

Supply chain FMCG membutuhkan peralatan dan transportasi yang memenuhi standar ketat. Aturan-aturan ini berkaitan dengan kondisi penyimpanan dan transportasi, khususnya suhu, kelembaban, dan lainnya. Hal ini terutama berlaku untuk produk makanan. Persyaratan ini mendorong perusahaan FMCG, terutama makanan, untuk mengoptimalkan pengelolaan stok dan pengangkutan barang mereka.

Baca Juga: Cara Membuat Label Makanan Sesuai Standar BPOM

Kenapa kita harus mengoptimalkan supply chain jika bekerja di FMCG?

Alasan 1: Untuk membuat manajemen inventaris lebih baik

Penyimpanan produk memakan biaya tinggi. Jika produk-produk FMCG disimpan di gudang lebih sebentar, perusahaan tersebut bisa lebih berhemat. Memiliki strategi manajemen inventaris yang baik sangat penting untuk menghindari kelebihan dan kehabisan stok. Jika kamu kelebihan stok, produk berisiko melebihi tanggal penggunaan dan musnah. Di lain sisi, jika kamu kehabisan stok, perusahaan tidak punya apa-apa lagi untuk dijual dan pelanggan menjadi tidak puas!

Alasan 2: Untuk mengoptimalkan pengiriman

Seperti disebutkan di atas, waktu tunggu dalam supply chain FMCG bisa sangat singkat. Dengan mengurangi waktu produksi, penyimpanan, dan pengiriman, perusahaan dapat mengurangi biaya logistik dan mempercepat bisnis mereka. Hal ini berarti kamu harus memberikan informasi dan data dengan cepat antar pemangku kepentingan. Masing-masing harus tanggap terhadap perubahan pasar dan mampu mengkomunikasikan serta mengelola perubahan tersebut dengan cepat.

Alasan 3: Untuk mengumpulkan lebih banyak data

Supply chain yang dioptimalkan tentu akan sangat menguntungkan, karena memperoleh lebih banyak informasi memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik, yang pada gilirannya memungkinkan untuk memperoleh lebih banyak informasi dan siklus ini akan berlanjut. Upgrading supply chain melalui dashboard dan otomatisasi dapat menghasilkan data yang berguna untuk profitabilitas bisnis.

Contohnya pemantauan inventaris secara real-time. Hal ini memungkinkan para pekerja untuk mengetahui frekuensi masuk dan keluar produk untuk memicu permintaan pasokan secara otomatis. Penggunaan alat manajemen inventaris juga meningkatkan pemantauan produk, yang merupakan persyaratan penting dalam supply chain sektor barang konsumsi. Dengan pemikiran ini, semakin banyak perusahaan yang mengadopsi WMS (Warehouse Management System).

Alasan 4: Untuk meningkatkan keamanan dan kualitas produk

Rantai logistik yang dioptimalkan menjamin keamanan produk konsumen. Industri FMCG harus mematuhi banyak standar keselamatan dan ini terutama berlaku untuk produk makanan: di luar tanggal kadaluarsa yang optimal, suatu produk cenderung kehilangan semua atau sebagian dari nilai pasarnya.

Dengan merencanakan persediaan, meningkatkan pemantauan inventaris, dan mempercepat arus internal, perusahaan dapat meningkatkan keamanan dan kualitas produk mereka. Sebagai bonus tambahan, mereka juga dapat meninjau dan memodifikasi satu atau lebih tahapan rantai produksi mereka untuk meningkatkan kualitas secara keseluruhan. Misalnya, menggunakan pemasok lokal dapat membantu mengurangi biaya dan waktu pengadaan dalam proses pasokan.

Alasan 5: Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan

Memperbaiki supply chain memungkinkan perusahaan di sektor FMCG untuk sangat mengurangi risiko kekurangan stok. Kehabisan stok adalah skenario terburuk bagi produsen dan distributor, dan jika terlalu sering terulang, pelanggan tidak akan ragu untuk pindah ke pesaing. Jangan sampai begini ya, Kawan Simpli!

Mengurangi dampak lingkungan merupakan perhatian utama konsumen saat ini. Mengoptimalkan supply chain dengan memperhatikan dampak lingkungannya akan meningkatkan kepuasan pelanggan secara menyeluruh. Dengan mengurangi penggunaan bahan baku beracun, memikirkan kembali solusi pengemasan, dan mengizinkan penjualan massal misalnya, perusahaan di sektor barang konsumen dapat meningkatkan profitabilitas mereka sambil meningkatkan citra merek mereka di hadapan konsumen.

supply chain problems affect customers

Bagaimana cara mengoptimalkan supply chain sektor FMCG?

Langkah 1. Ukur supply chain dengan benar

Produktivitas supply chain harus tetap menjadi perhatian utama perusahaan yang ingin meningkatkan strategi logistik mereka. Kemampuan seluruh arus untuk memasok produk setiap saat harus dijamin untuk menghindari penundaan atau gangguan dalam aktivitas.

Untuk melakukan ini, perusahaan perlu memanfaatkan transportasi modern dan peralatan penyimpanan yang tersedia. Kendaraan tua dan peralatan usang memiliki risiko kerusakan yang lebih besar, dan umumnya memiliki biaya perawatan yang lebih tinggi sementara juga kurang hemat energi.

Meningkatkan produktivitas supply chain juga memerlukan pemeliharaan preventif yang teratur. Ini harus direncanakan dengan baik sebelumnya dan peralatan yang digunakan untuk penyimpanan dan pengangkutan produk konsumen harus diperiksa dan dirawat secara teratur untuk menghindari kerusakan yang mahal.

Tergantung sumber daya dan kebutuhan mereka, perusahaan FMCG memiliki dua opsi. Mereka bisa membeli dan memelihara peralatan logistik dan infrastruktur in-house, atau mengalihkan pengelolaan peralatan ke penyedia layanan eksternal. Poin kedua ini memiliki keuntungan sangat mengurangi cash flow. Selain itu, outsourcing juga memungkinkan perusahaan untuk fokus pada bisnis inti dan mengalokasikan sumber daya yang lebih besar ke area strategis. Kamu harus memilih penyedia logistik yang tepat: penyedia yang memahami kebutuhan bisnismu dan pentingnya sektor produk konsumen yang lebih luas.

Efisiensi juga menjadi perhatian utama manajemen supply chain. Misalnya, metode manajemen persediaan “Just-in-time”, yang memungkinkan perusahaan meminimalkan biaya penyimpanan mereka, mungkin merupakan solusi yang tepat. Akhirnya, seluruh supply chain memerlukan tinjauan terus-menerus untuk meningkatkan efisiensi. Sangat penting untuk memastikan bahwa setiap pemangku kepentingan dalam supply chain bekerja untuk mengurangi waktu produksi, transit, dan penyimpanan. Ini membutuhkan informasi yang baik dan instan yang secara konsisten disebarkan ke semua pihak yang berkepentingan.

Kunci untuk meningkatkan daya tanggap supply chain FMCG adalah antisipasi. Dengan menganalisis riwayat penjualanmu dan perubahan di pasarmu saat ini, kamu mungkin dapat secara akurat mengantisipasi puncak dan menurunnya konsumsi musiman, misalnya yang terjadi di kuartal 4. Ini akan memungkinkan kamu mengalokasikan sumber daya secara efektif.

Langkah 2. Buat semuanya otomatis

Setiap detik sangat berarti dalam supply chain FMCG, Kawan Simpli! Setiap titik dalam rantai harus dipikirkan dan dioptimalkan untuk meminimalkan risiko. Dengan ini, otomatisasi supply chain, dan gudang khususnya, adalah jalan yang matang untuk mendapatkan kinerja yang signifikan.

Kecepatan pemrosesan, frekuensi, dan pengurangan risiko yang terkait dengan kesalahan manusia memungkinkan peningkatan kinerja secara signifikan. Otomatisasi gudang juga mengurangi risiko kecelakaan.

Karena itu, agar otomatisasi terus dilakukan, ada kondisi yang harus dipenuhi. Yang pertama adalah menggunakan hanya palet kualitas terbaik. Dalam rantai yang sudah otomatis sepenuhnya, jika palet rusak atau macet karena cacat, seluruh supply chain akan terputus. Waktu jadi terbuang, keterlambatan dalam pemrosesan dan pengiriman yang tertunda adalah konsekuensinya! Semua mengarah pada kerugian finansial yang besar.

Singkatnya, supply chain yang efisien adalah supply chain yang sepenuhnya otomatis. Supply chain otomatis yang dilengkapi dengan palet kualitas terbaik adalah cara yang pasti agar perusahaanmu bisa menghemat biaya.

Langkah 3. Siapkan dashboard dan gunakan KPI yang tepat

Mengoptimalkan supply chain di sektor FMCG membutuhkan banyak data. Namun, informasi mentah tidak berguna bagi kita. Raw data ini harus diproses dan disusun agar dapat dianalisis secara efektif dan memungkinkanmu untuk membuat keputusan yang tepat.

Salah satu cara bagi perusahaan untuk melakukan ini adalah dengan menyiapkan dashboard. Mereka yang terlibat dapat memiliki semua informasi yang mereka butuhkan secara real-time untuk membuat keputusan strategis terbaik. Biasanya, dashboard ini digunakan untuk memantau 3 jenis KPI (Key Performance Indicator):

  • Balancing KPI: Apakah supply chain memenuhi tujuan bisnis dan harapan pelangganmu? Jika terjadi ketidakseimbangan, ada yang masih harus kamu perjuangkan.
  • Alert KPI: untuk memantau situasi kritis dan dampaknya, seperti penundaan, penghentian produksi, atau kekurangan stok.
  • Anticipation KPI: yang memungkinkan, berdasarkan analisis situasi sebelumnya dan situasi saat ini, untuk mengantisipasi masa depan dan bertindak sesuai dengan itu. Misalnya dengan mengeluarkan restocking order.

Dengan menyambungkan software ERP-mu dan software manajemen logistikmu, perusahaanmu dapat mengotomatiskan peringatan dan pemberitahuan untuk menunjukkan stok rendah, kekurangan, pemicu pasokan, kedatangan pengiriman, tanggal terbaik sebelum, dan lainnya. Semua orang dalam supply chain, mulai dari pemasok, hingga distributor dan customer service, memiliki informasi yang mereka butuhkan secara real-time, yang pada akhirnya secara langsung meningkatkan efisiensi supply chain.

Langkah 4. Atur gudang

Pastikan kamu optimalkan ruang penyimpanan dengan mengelompokkan produk yang membutuhkan proses persiapan yang sama ya, Kawan Simpli! Salah satu kunci untuk mengoptimalkan supply chain di sektor barang konsumsi yang bergerak cepat adalah pengaturan gudang yang baik. Proses penetapan lokasi atau penempatan produk harus dipikirkan dengan cermat sehingga setiap pesanan membutuhkan waktu paling singkat untuk disiapkan dan dikirim.

Produk yang membutuhkan proses pengambilan, pengepakan dan pengiriman yang mirip harus dikelompokkan bersama. Oleh karena itu, waktu yang dihabiskan untuk penanganan dan arus barang internal dikurangi menjadi yang harus saja. Hal ini juga menghemat waktu selama tahap pengemasan.

Selain itu, semakin banyak perusahaan FMCG yang menggunakan cross-docking. Metode manajemen logistik pasokan ini melibatkan pengumpulan sumber daya antara pelanggan dari pemasok yang sama untuk mengelola pasokan bahan baku mereka. Cross-docking mengurangi biaya transportasi (karena pengangkut hanya perlu melakukan satu perjalanan) dan operasi logistik, karena semua pemasok berada di tempat yang sama. Waktu pengiriman juga jadinya berkurang. Teknik ini sangat bermanfaat bagi perusahaan di sektor FMCG yang pemasoknya jauh secara geografis.

Untuk mengoptimalkan warehousing, kamu juga dapat menghubungi perusahaan konsultan khusus atau pakar di bidang teknik logistik untuk konsultasi. Konsultan ini dapat membantu perusahaan untuk mengubah lokasi penyimpanan mereka dengan merombak pengaturan gudang, menyiapkan peralatan pick-to-light atau sistem robot canggih.

Nah, don’t worry untuk kamu para distributor FMCG, karena SimpliDOTS bisa bantu kamu maksimalkan produktivitas distribusi kamu! Yuk, coba Distribution Management System SimpliDOTS sekarang!

Bagikan Artikel ini via

Artikel Terkait